Perekonomian Nasional Dilanda Banyak Masalah, China Didorong Bersikap Transparan

Selasa, 04 Juni 2024 - 08:00 WIB
Donald Trump memahami hal ini terlebih dahulu, dan mengambil langkah-langkah perbaikan selama masa jabatannya sebagai presiden pada periode 2017-2021. Sebagai bagian dari kebijakan “America First”, Trump memberlakukan tembok tarif pada impor China yang dimulai pada 2017.

"China memakan makan siang AS," kata Trump saat masih menjadi presiden. Dia juga menyalahkan China karena mendorong dunia ke dampak bencana pandemi Covid-19.

Virus Covid-19 berasal dari Wuhan di China, dan Beijing dituduh tidak memberi tahu dunia tepat waktu. Kemudian ketika China melakukan karantina wilayah atas kemauannya sendiri—dan bahkan menolak pasokan bahan baku farmasi penting—yang berdampak pada pasokan global; dunia menyadari bahwa membiarkan satu negara mengendalikan nasib mereka adalah kesalahan yang terlalu besar.

Transparansi Ekonomi



Perusahaan-perusahaan besar AS, Jepang, dan Korea Selatan mulai mengalihkan produksi dari China. India kini telah menjadi salah satu pilihan utama.

Biden awalnya bersikap lunak terhadap China, tetapi dia juga sekarang menyadari bahayanya. Menurut Biden, subsidi yang diberikan Partai Komunis China memastikan perusahaan-perusahaan China tidak harus mendapatkan keuntungan, sehingga memberi mereka keuntungan yang tidak adil dalam perdagangan global.

"Pekerja Amerika dapat bekerja lebih keras dan bersaing dengan siapa pun asalkan persaingannya adil," tegas Biden.

"Namun, selama ini, persaingan itu tidak adil. Selama bertahun-tahun, pemerintah China telah menggelontorkan uang negara ke perusahaan-perusahaan China. Itu bukan persaingan, itu kecurangan," sambungnya.

Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, pernah mengatakan bahwa China mencuri kekayaan intelektual AS.

Tidak diragukan lagi, akan ada dampak biaya pada konsumen Amerika dari perubahan kebijakan terhadap China di era Biden. Namun, hal itu akan bertindak sebagai tekanan balik terhadap Beijing untuk mewujudkan transparansi dalam perilakunya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More