Seteru Rusia-NATO Memanas, AS Mendadak Bersiap Uji Rudal Nuklir Minuteman III
Senin, 03 Juni 2024 - 10:59 WIB
"Secara keseluruhan, uji coba tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kesiapan kekuatan nuklir AS dan memberikan keyakinan akan tingkat kematian dan efektivitas penangkal nuklir negara ini," imbuh Komando Serangan Global Angkatan Udara AS.
Pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS dan pengamat urusan internasional dan militer Earl Rasmussen mengatakan kepada Sputnik bahwa ICBM Minuteman III adalah sistem rudal yang sangat andal.
"Meskipun sudah tua, dan bahkan jika fasilitas peluncurannya memerlukan lebih banyak perhatian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah uji coba rudal yang disiapkan ada hubungannya dengan krisis di Ukraina, Rasmussen mengatakan: "Dalam kasus ini, seharusnya tidak ada yang dibaca berdasarkan kejadian terkini.”
“Ada lebih dari 300 peluncuran uji coba [ICBM Minuteman III] selama 50 tahun terakhir. Jadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara berkala dan merupakan jenis latihan rutin. Tidak ada yang istimewa dan saya tidak akan membacanya sama sekali,” paparnya.
Sejauh kegagalan tes pada bulan November, ada sejumlah hal yang bisa saja salah, menurut perkiraan mantan tentara veteran tersebut.
“Minuteman adalah sistem roket tipe tiga tahap. Tahap pertama, ketika dilepaskan, ternyata tidak sesuai lintasan yang diproyeksikan, dan selanjutnya mereka berupaya menghentikan penerbangan demi alasan keselamatan,” kata Rasmussen.
Menurut pandangannya, alasan kegagalan tersebut bisa bermacam-macam.
“Anda mungkin melihat potensi bahan bakar roket yang menua, atau [Komando Serangan Global] mencoba sesuatu yang baru, mungkin juga sebuah lintasan," katanya.
Aleksei Borzenko, seorang jurnalis militer veteran Rusia dan wakil pemimpin redaksi surat kabar Literary Russia, umumnya sependapat dengan penilaian Rasmussen.
Pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS dan pengamat urusan internasional dan militer Earl Rasmussen mengatakan kepada Sputnik bahwa ICBM Minuteman III adalah sistem rudal yang sangat andal.
"Meskipun sudah tua, dan bahkan jika fasilitas peluncurannya memerlukan lebih banyak perhatian,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah uji coba rudal yang disiapkan ada hubungannya dengan krisis di Ukraina, Rasmussen mengatakan: "Dalam kasus ini, seharusnya tidak ada yang dibaca berdasarkan kejadian terkini.”
“Ada lebih dari 300 peluncuran uji coba [ICBM Minuteman III] selama 50 tahun terakhir. Jadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara berkala dan merupakan jenis latihan rutin. Tidak ada yang istimewa dan saya tidak akan membacanya sama sekali,” paparnya.
Sejauh kegagalan tes pada bulan November, ada sejumlah hal yang bisa saja salah, menurut perkiraan mantan tentara veteran tersebut.
“Minuteman adalah sistem roket tipe tiga tahap. Tahap pertama, ketika dilepaskan, ternyata tidak sesuai lintasan yang diproyeksikan, dan selanjutnya mereka berupaya menghentikan penerbangan demi alasan keselamatan,” kata Rasmussen.
Menurut pandangannya, alasan kegagalan tersebut bisa bermacam-macam.
“Anda mungkin melihat potensi bahan bakar roket yang menua, atau [Komando Serangan Global] mencoba sesuatu yang baru, mungkin juga sebuah lintasan," katanya.
Aleksei Borzenko, seorang jurnalis militer veteran Rusia dan wakil pemimpin redaksi surat kabar Literary Russia, umumnya sependapat dengan penilaian Rasmussen.
tulis komentar anda