Atasi Konflik Politik, Emir Kuwait Tunjuk Sabah Khaled Al-Sabah sebagai Putra Mahkota
Minggu, 02 Juni 2024 - 14:55 WIB
GAZA - Emir Kuwait Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber pada Sabtu menunjuk putra mahkota baru negara kecil itu. Itu dilakukan hampir enam bulan setelah ia naik takhta.
"Syekh Sabah Khalid Al Sabah akan menjadi pewaris takhta berikutnya," demikian dilaporkan kantor berita KUNA yang dikelola pemerintah Kuwait.
Sheikh Sabah, 71, sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri dan menteri luar negeri di negara tersebut.
Pengumuman tersebut tidak memberikan rincian atau komentar lain dari emir Kuwait, Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber.
Sheikh Meshal, 83, baru-baru ini membubarkan parlemen selama empat tahun di tengah meluasnya disfungsi politik yang melanda Kuwait.
Perselisihan politik dalam negeri mencakup perubahan pada sistem kesejahteraan, dan kebuntuan telah menghalangi syekh untuk berhutang. Hal ini menyebabkan negara tersebut hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak meskipun negara tersebut menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.
Kuwait, negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa dan sedikit lebih kecil dibandingkan negara bagian New Jersey di AS, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.
Mereka telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 yang mengusir pasukan pendudukan Saddam Hussein di Irak. Kuwait menampung sekitar 13.500 personel militer Amerika dan juga markas besar Angkatan Darat AS di Timur Tengah.
"Syekh Sabah Khalid Al Sabah akan menjadi pewaris takhta berikutnya," demikian dilaporkan kantor berita KUNA yang dikelola pemerintah Kuwait.
Sheikh Sabah, 71, sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri dan menteri luar negeri di negara tersebut.
Pengumuman tersebut tidak memberikan rincian atau komentar lain dari emir Kuwait, Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber.
Sheikh Meshal, 83, baru-baru ini membubarkan parlemen selama empat tahun di tengah meluasnya disfungsi politik yang melanda Kuwait.
Perselisihan politik dalam negeri mencakup perubahan pada sistem kesejahteraan, dan kebuntuan telah menghalangi syekh untuk berhutang. Hal ini menyebabkan negara tersebut hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak meskipun negara tersebut menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.
Kuwait, negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa dan sedikit lebih kecil dibandingkan negara bagian New Jersey di AS, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.
Mereka telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 yang mengusir pasukan pendudukan Saddam Hussein di Irak. Kuwait menampung sekitar 13.500 personel militer Amerika dan juga markas besar Angkatan Darat AS di Timur Tengah.
(ahm)
tulis komentar anda