Hamas Fleksibel dengan Masa Depan Gaza Pascaperang
Kamis, 30 Mei 2024 - 15:45 WIB
Sumber Palestina mendukung versi Mesir mengenai kejadian tersebut. Dia mengatakan Mesir belum mengubah dokumen tersebut dan AS sepenuhnya mengetahui setiap dan semua amandemen tersebut, karena Kepala CIA Bill Burns hadir di Kairo dan Doha di mana dokumen tersebut sedang dibahas.
“Hamas mengumumkan amandemennya dan diterima para perunding,” papar sumber itu. “Pihak Amerika telah diberitahu dan menerima dokumen tersebut. Itu bukan kesalahan Mesir.
“Israel menarik diri dari perjanjian itu dan AS tidak memaksa mereka menerima sesuatu yang menguntungkan mereka,” ungkap dia.
Ketika perang di Gaza berlangsung selama delapan bulan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Israel akan mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza dan telah dikritik AS karena gagal menghasilkan rencana pascaperang yang kredibel mengenai siapa yang memerintah Gaza.
Ketika terakhir kali berbicara tentang masalah ini pada Februari, Netanyahu menyarankan mengganti Hamas dengan perwakilan lokal.
Kenyataannya, upaya untuk mengganti pemerintah pusat dengan jaringan pemimpin klan sudah menemui jalan buntu.
Beberapa pekan sebelumnya, para pemimpin suku di Gaza mengecam usulan tentara Israel untuk membagi Gaza menjadi wilayah yang diperintah suku atau klan, bukan oleh satu entitas politik.
Sebulan kemudian muncul laporan Israel sedang mempertimbangkan mengangkat Majed Faraj, kepala aparat intelijen Otoritas Palestina, sebagai administrator Gaza.
Tapi itu juga gagal. Upaya Faraj menyusup ke sekelompok pria bersenjata yang menyamar sebagai perlindungan konvoi bantuan Mesir digagalkan dan kelompok tersebut ditangkap.
“Hamas mengumumkan amandemennya dan diterima para perunding,” papar sumber itu. “Pihak Amerika telah diberitahu dan menerima dokumen tersebut. Itu bukan kesalahan Mesir.
“Israel menarik diri dari perjanjian itu dan AS tidak memaksa mereka menerima sesuatu yang menguntungkan mereka,” ungkap dia.
Hamas Kecam Tindakan Otoritas Palestina
Ketika perang di Gaza berlangsung selama delapan bulan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Israel akan mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza dan telah dikritik AS karena gagal menghasilkan rencana pascaperang yang kredibel mengenai siapa yang memerintah Gaza.
Ketika terakhir kali berbicara tentang masalah ini pada Februari, Netanyahu menyarankan mengganti Hamas dengan perwakilan lokal.
Kenyataannya, upaya untuk mengganti pemerintah pusat dengan jaringan pemimpin klan sudah menemui jalan buntu.
Beberapa pekan sebelumnya, para pemimpin suku di Gaza mengecam usulan tentara Israel untuk membagi Gaza menjadi wilayah yang diperintah suku atau klan, bukan oleh satu entitas politik.
Sebulan kemudian muncul laporan Israel sedang mempertimbangkan mengangkat Majed Faraj, kepala aparat intelijen Otoritas Palestina, sebagai administrator Gaza.
Tapi itu juga gagal. Upaya Faraj menyusup ke sekelompok pria bersenjata yang menyamar sebagai perlindungan konvoi bantuan Mesir digagalkan dan kelompok tersebut ditangkap.
Lihat Juga :
tulis komentar anda