Hamas Fleksibel dengan Masa Depan Gaza Pascaperang
Kamis, 30 Mei 2024 - 15:45 WIB
“Hamas tidak harus duduk diam untuk melakukan perundingan sementara Israel terus melakukan pembunuhan,” ungkap sumber kedua yang dekat dengan organisasi tersebut kepada MEE.
“Melanjutkan perundingan ketika pembantaian masih terjadi, akan menutupi pembantaian tersebut dan bahkan menyebabkan terbunuhnya seorang tentara Mesir. Hal ini tidak akan terjadi lagi,” papar dia.
Sumber tersebut mengatakan Hamas hanya akan melanjutkan perundingan jika Israel menghentikan pembantaian dan meninggalkan Rafah.
Penyeberangan Rafah harus kembali ke pemerintahan sebelumnya, menurut sumber itu, mengacu pada pengaturan sebelum 7 Oktober.
Berbicara pada Sabtu sebelum serangan terhadap kamp-kamp pengungsi, sumber pertama mengatakan negosiasi telah menemui jalan buntu, setelah kegagalan putaran terakhir di Kairo dan Doha.
Dia mengatakan perundingan setelah serangan Israel di Rafah kini "menemui jalan buntu" dan AS perlu mengatasi masalah dengan Israel mengenai gencatan senjata permanen.
“Bagi Hamas, jelas bahwa AS harus menghadapi negosiasi ini. Mereka (Israel) harus menghormati dokumen yang diterima Hamas, tanpa melakukan permainan konyol dan mencoba mengabaikan tuntutan dasar Hamas,” tegas dia.
Awal bulan ini, Hamas secara terbuka menyatakan penerimaannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang diajukan mediator Qatar dan Mesir, namun Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
Setelah gagalnya perundingan di Kairo, sumber-sumber AS menyalahkan Mesir karena mengubah tawaran kepada Hamas agar menguntungkan Mesir. Klaim tersebut disambut dengan kemarahan di Kairo.
“Melanjutkan perundingan ketika pembantaian masih terjadi, akan menutupi pembantaian tersebut dan bahkan menyebabkan terbunuhnya seorang tentara Mesir. Hal ini tidak akan terjadi lagi,” papar dia.
Sumber tersebut mengatakan Hamas hanya akan melanjutkan perundingan jika Israel menghentikan pembantaian dan meninggalkan Rafah.
Penyeberangan Rafah harus kembali ke pemerintahan sebelumnya, menurut sumber itu, mengacu pada pengaturan sebelum 7 Oktober.
Negosiasi Menemui Jalan Buntu
Berbicara pada Sabtu sebelum serangan terhadap kamp-kamp pengungsi, sumber pertama mengatakan negosiasi telah menemui jalan buntu, setelah kegagalan putaran terakhir di Kairo dan Doha.
Dia mengatakan perundingan setelah serangan Israel di Rafah kini "menemui jalan buntu" dan AS perlu mengatasi masalah dengan Israel mengenai gencatan senjata permanen.
“Bagi Hamas, jelas bahwa AS harus menghadapi negosiasi ini. Mereka (Israel) harus menghormati dokumen yang diterima Hamas, tanpa melakukan permainan konyol dan mencoba mengabaikan tuntutan dasar Hamas,” tegas dia.
Awal bulan ini, Hamas secara terbuka menyatakan penerimaannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang diajukan mediator Qatar dan Mesir, namun Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
Setelah gagalnya perundingan di Kairo, sumber-sumber AS menyalahkan Mesir karena mengubah tawaran kepada Hamas agar menguntungkan Mesir. Klaim tersebut disambut dengan kemarahan di Kairo.
tulis komentar anda