China Frustrasi atas Latihan Gabungan AS Bersama Filipina dan Jepang di Indo-Pasifik
Selasa, 23 April 2024 - 17:25 WIB
BEIJING - Aktivitas agresif China di kawasan Indo-Pasifik mendapat penentangan keras dari Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat (AS).
Ketiga negara tersebut tidak hanya berjanji untuk “menanggapi dengan tegas” setiap upaya Beijing untuk secara sepihak mengubah status quo di kawasan Laut China Timur dan Laut China Selatan, mereka juga sepakat untuk “memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan melalui dialog antar-otoritas pertahanan.”
Namun, isu yang memiliki potensi paling besar untuk menghalangi China adalah penegasan kembali Amerika atas komitmen aliansinya yang “sangat kuat” terhadap Jepang dan Filipina di kawasan Indo-Pasifik serta keputusan utama Washington dan Tokyo untuk mendukung rencana modernisasi pertahanan Manila.
Presiden AS Joe Biden secara khusus tampak jelas dalam pendekatan keamanan negaranya terhadap Filipina.
“Setiap serangan terhadap pesawat, kapal, atau angkatan bersenjata Filipina di Laut China Selatan akan mengacu pada perjanjian pertahanan bersama kita,” kata Biden, seperti dikutip dari Vietnam Times, Selasa (23/4/2024).
Pernyataan Biden tersebut disampaikan pada pertemuan puncak trilateral pertama yang baru saja selesai antara AS, Jepang, dan Filipina di Washington DC. Pertemuan itu diadakan ketika “perilaku berbahaya dan agresif” China di Laut China Selatan meningkatkan ketegangan antara Beijing dan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.
China mengatakan seluruh wilayah perairan Samudra Pasifik Barat seluas 3,5 juta kilometer persegi adalah miliknya, meski Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag dalam putusannya pada 12 Juli 2016 menolak klaim Beijing.
Ketiga negara tersebut tidak hanya berjanji untuk “menanggapi dengan tegas” setiap upaya Beijing untuk secara sepihak mengubah status quo di kawasan Laut China Timur dan Laut China Selatan, mereka juga sepakat untuk “memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan melalui dialog antar-otoritas pertahanan.”
Namun, isu yang memiliki potensi paling besar untuk menghalangi China adalah penegasan kembali Amerika atas komitmen aliansinya yang “sangat kuat” terhadap Jepang dan Filipina di kawasan Indo-Pasifik serta keputusan utama Washington dan Tokyo untuk mendukung rencana modernisasi pertahanan Manila.
Presiden AS Joe Biden secara khusus tampak jelas dalam pendekatan keamanan negaranya terhadap Filipina.
“Setiap serangan terhadap pesawat, kapal, atau angkatan bersenjata Filipina di Laut China Selatan akan mengacu pada perjanjian pertahanan bersama kita,” kata Biden, seperti dikutip dari Vietnam Times, Selasa (23/4/2024).
Pernyataan Biden tersebut disampaikan pada pertemuan puncak trilateral pertama yang baru saja selesai antara AS, Jepang, dan Filipina di Washington DC. Pertemuan itu diadakan ketika “perilaku berbahaya dan agresif” China di Laut China Selatan meningkatkan ketegangan antara Beijing dan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.
China mengatakan seluruh wilayah perairan Samudra Pasifik Barat seluas 3,5 juta kilometer persegi adalah miliknya, meski Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag dalam putusannya pada 12 Juli 2016 menolak klaim Beijing.
Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka
Lihat Juga :
tulis komentar anda