Zelensky Tepis Klaim Putin soal Para Teroris Hendak Kabur ke Ukraina

Senin, 25 Maret 2024 - 07:41 WIB
Banyak kelompok garis keras Rusia menyerukan tindakan keras terhadap migran Tajikistan, namun Putin tampaknya menolak gagasan tersebut, dengan mengatakan: “Tidak ada kekuatan yang mampu menabur benih beracun berupa perselisihan, kepanikan atau perpecahan dalam masyarakat multi-etnis kita.”

Dia menyatakan hari Minggu sebagai hari berkabung dan mengatakan langkah-langkah keamanan tambahan diberlakukan di seluruh Rusia.

Jumlah korban tewas mencapai 137 orang, menjadikan serangan itu yang paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban masih bisa bertambah.

Serangan tersebut merupakan hal yang sangat memalukan bagi Putin dan terjadi hanya beberapa hari setelah dia memperkuat kekuasaannya di negara tersebut selama enam tahun berikutnya dalam pemungutan suara pemilihan presiden.

Beberapa komentator di media sosial Rusia mempertanyakan bagaimana pihak berwenang, yang tanpa henti menekan aktivitas oposisi dan memberangus media independen, gagal mencegah serangan tersebut meskipun ada peringatan dari AS.

Serangan itu terjadi dua minggu setelah Kedutaan Besar AS di Moskow mengeluarkan pemberitahuan yang mendesak warga Amerika untuk menghindari tempat-tempat keramaian mengingat rencana “dalam waktu dekat” oleh para ekstremis untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser.

Beberapa kedutaan negara Barat lainnya mengulangi peringatan tersebut. Awal pekan ini, Putin mengecam peringatan tersebut sebagai upaya untuk mengintimidasi warga Rusia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More