Vladimir Putin Menang, 7 Negara Ini Menuduh Pemilu Rusia 2024 Curang
Selasa, 19 Maret 2024 - 18:58 WIB
MOSKOW - Sejumlah negara menuduh jalannya pemilu Rusia 2024 dipenuhi kecurangan. Salah satunya adalah Ukraina.
Vladimir Putin sekali lagi akan memperpanjang masa kekuasaannya di Rusia. Pada pemilihan presiden Rusia 2024 yang berlangsung tempo hari, ia terpantau sudah unggul telak dalam penghitungan.
Kemenangan Putin ini ditanggapi beragam oleh negara-negara di dunia. Sebagian di antaranya memberi selamat, sementara ada pula deretan lain yang mengecam dan menuduh terjadinya kecurangan pada proses pemilu.
Lantas, negara mana saja yang menuduh pemilu Rusia 2024 ini diwarnai dengan kecurangan? Simak ulasannya berikut sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (19/3/2024).
Menanggapi kemenangan Vladimir Putin pada pemilu Rusia 2024, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hasil tersebut tidak sah. Mengutip laman France24, Zelensky menyebut Putin tidak akan pernah berhenti untuk berkuasa, sehingga jalan apa pun pasti akan dilaluinya.
“Setiap orang di dunia memahami bahwa orang ini (Putin), seperti banyak orang lainnya sepanjang sejarah, tidak akan berhenti untuk memerintah selamanya. Tidak ada kejahatan yang tidak akan dia lakukan untuk mempertahankan kekuasaan pribadinya. Dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan terlindungi dari hal ini." ucap Zelensky seperti dikutip Selasa (19/3/2024).
Lebih jauh, Cameron menyebut salah satu penyimpangannya terlihat pada kurangnya pilihan bagi pemilih. Selain itu, jalannya pemilu juga tidak dipantau secara independen oleh OSCE.
“Ini tidak seperti pemilu yang bebas dan adil,” cuit Cameron melalui sebuah postingan di X (dulu Twitter).
Kementerian Luar Negeri Perancis bahkan mengatakan bahwa Rusia tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan pemilu yang bebas, pluralis dan demokratis. Lebih jauh, mereka juga menyoroti jalannya pemungutan suara yang terjadi di tengah meningkatnya penindasan terhadap masyarakat sipil dan segala bentuk oposisi terhadap rezim.
"Proses pemilu Rusia menunjukkan tindakan keji Putin terhadap rakyatnya sendiri. Pemilu di Rusia adalah pemilu tanpa pilihan”, ucap Baerbock dalam pertemuan di Brussels.
Lebih jauh, Tajani dalam pernyataannya juga menyinggung kembali invasi Rusia di Ukraina. Ia pun meminta agar Moskow segera mengakhiri konflik.
“Kita tidak dapat berbicara pemilu yang bebas dan adil ketika lawan-lawan yang sebenarnya disingkirkan dari perlombaan, beberapa dikirim ke penjara, yang lain diusir dari negara ini, ketika pembalasan begitu besar sehingga orang takut untuk berbicara," kata Presiden Moldova Maia Sandu.
Demikianlah ulasan mengenai deretan negara yang menuduh pemilu Rusia 2024 penuh kecurangan.
Vladimir Putin sekali lagi akan memperpanjang masa kekuasaannya di Rusia. Pada pemilihan presiden Rusia 2024 yang berlangsung tempo hari, ia terpantau sudah unggul telak dalam penghitungan.
Kemenangan Putin ini ditanggapi beragam oleh negara-negara di dunia. Sebagian di antaranya memberi selamat, sementara ada pula deretan lain yang mengecam dan menuduh terjadinya kecurangan pada proses pemilu.
Lantas, negara mana saja yang menuduh pemilu Rusia 2024 ini diwarnai dengan kecurangan? Simak ulasannya berikut sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (19/3/2024).
Negara yang Menuduh Pemilu Rusia 2024 Curang
1. Ukraina
Pertama ada Ukraina. Sebagaimana diketahui, negara tersebut masih terlibat perang dengan Rusia sampai sekarang.Menanggapi kemenangan Vladimir Putin pada pemilu Rusia 2024, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hasil tersebut tidak sah. Mengutip laman France24, Zelensky menyebut Putin tidak akan pernah berhenti untuk berkuasa, sehingga jalan apa pun pasti akan dilaluinya.
“Setiap orang di dunia memahami bahwa orang ini (Putin), seperti banyak orang lainnya sepanjang sejarah, tidak akan berhenti untuk memerintah selamanya. Tidak ada kejahatan yang tidak akan dia lakukan untuk mempertahankan kekuasaan pribadinya. Dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan terlindungi dari hal ini." ucap Zelensky seperti dikutip Selasa (19/3/2024).
2. Inggris
Inggris menjadi salah satu negara Barat yang mengecam hasil pemilu Rusia 2024. Mengutip Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, menyebut jalannya pemilu di Rusia sebagai ‘ilegal’.Lebih jauh, Cameron menyebut salah satu penyimpangannya terlihat pada kurangnya pilihan bagi pemilih. Selain itu, jalannya pemilu juga tidak dipantau secara independen oleh OSCE.
“Ini tidak seperti pemilu yang bebas dan adil,” cuit Cameron melalui sebuah postingan di X (dulu Twitter).
3. Prancis
Prancis menggambarkan jalannya pemilu Rusia berlangsung di tengah "represi". Mereka pun mendapat banyak laporan bahwa banyak warga Rusia yang menunjukkan penolakan mereka atas hasil pemilu.Kementerian Luar Negeri Perancis bahkan mengatakan bahwa Rusia tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan pemilu yang bebas, pluralis dan demokratis. Lebih jauh, mereka juga menyoroti jalannya pemungutan suara yang terjadi di tengah meningkatnya penindasan terhadap masyarakat sipil dan segala bentuk oposisi terhadap rezim.
4. Jerman
Berikutnya ada Jerman. Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock telah menolak terpilihnya kembali Putin, terlebih setelah berlangsungnya pemungutan suara ‘tanpa pilihan lain’."Proses pemilu Rusia menunjukkan tindakan keji Putin terhadap rakyatnya sendiri. Pemilu di Rusia adalah pemilu tanpa pilihan”, ucap Baerbock dalam pertemuan di Brussels.
5. Italia
Tak ketinggalan, Italia turut menyuarakan tanggapan usai pemilu Rusia 2024. Menteri Luar Negeri Antonio Tajani mengatakan bahwa pemilu kali ini sebagai proses yang ‘tidak bebas dan tidak adil.Lebih jauh, Tajani dalam pernyataannya juga menyinggung kembali invasi Rusia di Ukraina. Ia pun meminta agar Moskow segera mengakhiri konflik.
6. Republik Ceko
Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky menyebut pemilu Rusia 2024 sebagai "lelucon dan parodi". Menurutnya, jalannya pemilu ini menunjukan tindakan rezim yang selalu menindas masyarakat sipil, media independen hingga oposisi.7. Moldova
Presiden Moldova, Maia Sandu, menyebut bahwa Putin tidak menjadi pilihan sadar dan bebas bagi warga Rusia. Ia menilai banyak terjadi kecurangan selama proses pemilihan.“Kita tidak dapat berbicara pemilu yang bebas dan adil ketika lawan-lawan yang sebenarnya disingkirkan dari perlombaan, beberapa dikirim ke penjara, yang lain diusir dari negara ini, ketika pembalasan begitu besar sehingga orang takut untuk berbicara," kata Presiden Moldova Maia Sandu.
Demikianlah ulasan mengenai deretan negara yang menuduh pemilu Rusia 2024 penuh kecurangan.
(ahm)
tulis komentar anda