Ini Alasan Israel Lancarkan Invasi Rafah secara Diam-diam
Selasa, 19 Maret 2024 - 20:02 WIB
GAZA - Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan Israel memulai agresinya di Rafah tanpa mengumumkan tindakan tersebut untuk menghindari reaksi internasional.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengecam peningkatan pemboman dan penghancuran sistematis yang dilakukan oleh pasukan Israel di Rafah, dan mengatakan bahwa dengan melakukan serangan-serangan ini, Israel dengan sengaja mengabaikan peringatan internasional tentang bahaya invasi ke kota tersebut.
Populasi Rafah telah membengkak menjadi sekitar 1,5 juta jiwa, termasuk ratusan ribu pengungsi dari wilayah tengah dan utara Jalur Gaza.
Sementara itu, Menteri Pertanian Israel Avi Dichter mengatakan invasi darat ke Rafah harus dilakukan jika Israel ingin mengalahkan Hamas sepenuhnya.
“Tidak ada cara lain untuk melakukannya,” kata Dichter kepada radio Reshet Bet Israel, sambil menambahkan bahwa rencana lain yang diusulkan hanyalah skenario “Hollywood”.
Presiden AS Joe Biden telah meminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan kembali rencana invasi ke Rafah, tempat satu juta pengungsi Palestina berlindung, dan menyebutnya sebagai “kesalahan”.
Netanyahu telah setuju untuk mengirim delegasi Israel ke Washington, DC untuk membahas “pendekatan alternatif” terhadap invasi darat Rafah.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengecam peningkatan pemboman dan penghancuran sistematis yang dilakukan oleh pasukan Israel di Rafah, dan mengatakan bahwa dengan melakukan serangan-serangan ini, Israel dengan sengaja mengabaikan peringatan internasional tentang bahaya invasi ke kota tersebut.
Populasi Rafah telah membengkak menjadi sekitar 1,5 juta jiwa, termasuk ratusan ribu pengungsi dari wilayah tengah dan utara Jalur Gaza.
Sementara itu, Menteri Pertanian Israel Avi Dichter mengatakan invasi darat ke Rafah harus dilakukan jika Israel ingin mengalahkan Hamas sepenuhnya.
Baca Juga
“Tidak ada cara lain untuk melakukannya,” kata Dichter kepada radio Reshet Bet Israel, sambil menambahkan bahwa rencana lain yang diusulkan hanyalah skenario “Hollywood”.
Presiden AS Joe Biden telah meminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan kembali rencana invasi ke Rafah, tempat satu juta pengungsi Palestina berlindung, dan menyebutnya sebagai “kesalahan”.
Netanyahu telah setuju untuk mengirim delegasi Israel ke Washington, DC untuk membahas “pendekatan alternatif” terhadap invasi darat Rafah.
(ahm)
tulis komentar anda