5 Fakta Perang Ramadan 1973, Apa Berpotensi Terulang?

Kamis, 07 Maret 2024 - 22:01 WIB
Pasukan Israel berada di garis depan pertempuran dalam Perang Ramadan 1973. Foto/YIGAL TOMARKIN/GPO
TEL AVIV - Terdapat sejumlah fakta tentang Perang Ramadan 1973 yang menarik diketahui. Pada riwayatnya, perang tersebut melibatkan koalisi negara-negara Arab melawan Israel.

Lebih dari 50 tahun yang lalu, sebuah perang besar meletus di kawasan Timur Tengah. Tak sekadar dikenal, gejolak yang terjadi juga membawa pengaruh signifikan di era sekarang.

Lantas, apa itu sebenarnya Perang Ramadan 1973? Simak sederet faktanya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.

Fakta Perang Ramadan 1973

1. Lebih Dikenal sebagai Perang Yom Kippur





Perang Ramadan 1973 memiliki banyak nama berbeda. Namun, secara luas sejarah lebih mengenalnya dengan sebutan Perang Yom Kippur.

Namun, lain halnya bagi orang Arab dan sekitarnya. Terkait peristiwa tersebut, mereka lebih mengenalnya dengan nama Perang Ramadan 1973, Perang Oktober hingga Perang Arab-Israel 1973.

2. Pecah di Bulan Ramadan dan Hari Suci Yom Kippur



Penyematan nama Perang Ramadan 1973 tidak muncul tanpa alasan. Sebagai informasi, pertempuran yang melibatkan koalisi negara Arab melawan Israel ini pecah pada 6 Oktober 1973.

Waktu itu, pecahnya perang terjadi di bulan suci Ramadan, tepatnya tahun 1973. Sementara di sisi Israel, momen tersebut terjadi bertepatan dengan hari suci Yahudi, yaitu Yom Kippur, sehingga mereka menyebutnya sebagai Perang Yom Kippur.

3. Latar Belakang Perang



Faktor sejarah yang memunculkan Perang Ramadan 1973 adalah Six Day War 1967. Waktu itu, Israel secara mengejutkan berhasil mendesak koalisi negara Arab dalam pertempuran.

Berselang enam tahun setelahnya, Mesir dan Suriah berencana melakukan pembalasan sekaligus meminta Israel mengembalikan wilayah yang dulu direbut.

Mengutip Al Jazeera, kedua pemimpin negara tersebut bahkan membuat perjanjian untuk menyatukan tentaranya dalam satu komando.

Pada akhirnya, dipilih waktu penyerangan dalam momen hari raya Yom Kippur. Awalnya, pihak Israel mengalami kerugian besar karena kurang persiapan.

Namun, setelahnya mereka mengatur pasukan dan strategi untuk membalikkan keadaan. Dalam waktu kurang dari 24 jam, Israel mengerahkan dua divisi lapis baja dan yang segera mengubah alur pertempuran.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More