Kasus Virus Corona Global Mencapai 20 Juta Orang
Selasa, 11 Agustus 2020 - 06:30 WIB
LONDON - Jumlah kasus virus corona global telah melebihi 20 juta pada Senin (10/8) menurut perhitungan Reuters. Amerika Serikat (AS), Brasil dan India mencatat lebih dari setengah dari total kasus infeksi.
Penyakit itu telah menginfeksi empat kali lipat dari jumlah rata-rata orang yang terjangkit penyakit influenza paling parah per tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah korban meninggal Covid-19, lebih dari 728.000 dari angka tertinggi kematian tahunan dari flu.
Data Reuters berdasarkan laporan berbagai negara itu menunjukkan penyakit itu mengalami akselerasi. Membutuhkan waktu hampir enam bulan untuk mencapai 10 juta kasus setelah infeksi pertama di Wuhan, China, pada awal Januari. Kini hanya membutuhkan 43 hari untuk meningkat dua kali lipat mencapai 20 juta kasus.
Para pakar yakin data resmi itu lebih rendah dibandingkan tingkat infeksi dan kematian sesungguhnya, terutama di negara-negara dengan kapasitas tes terbatas.
AS bertanggung jawab untuk sekitar 5 juta kasus, Brasil 3 juta dan India 2 juta. Rusia dan Afrika Selatan keluar dari urutan 10 besar.
“Pandemi mengalami peningkatan pesat di Amerika Latin dengan sekitar 28% kasus dunia dan lebih dari 30% kematian,” ungkap data Reuters.
Gelombang pertama virus itu belum mencapai puncaknya di beberapa negara dan meningkatnya kembali kasus membuat banyak negara memiliki langkah berbeda.
Beberapa negara menerapkan kembali langkah kesehatan yang ketat dan negara lain tetap melonggarkan pembatasan. (Baca Juga: Rudal Taiwan Lacak dan Usir Jet-jet Tempur China)
Para pakar memperkirakan dilema tentang bagaimana melaksanakan sekolah, kerja dan hidup sosial dalam jangka panjang, serta penerapan pembatasan hingga vaksin ditemukan. (Baca Infografis: Prototipe Radar AESA Jet Tempur KF-X korsel resmi diluncurkan)
Dalam perlombaan vaksin, telah ada lebih dari 150 kandidat vaksin yang dikembangkan dan dites di penjuru dunia dengan 25 vaksin telah dalam tahap tas klinis manusia. (Lihat Video: Seorang Nenek di Tangerang Gagalkan Aksi Penjambretan)
Penyakit itu telah menginfeksi empat kali lipat dari jumlah rata-rata orang yang terjangkit penyakit influenza paling parah per tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah korban meninggal Covid-19, lebih dari 728.000 dari angka tertinggi kematian tahunan dari flu.
Data Reuters berdasarkan laporan berbagai negara itu menunjukkan penyakit itu mengalami akselerasi. Membutuhkan waktu hampir enam bulan untuk mencapai 10 juta kasus setelah infeksi pertama di Wuhan, China, pada awal Januari. Kini hanya membutuhkan 43 hari untuk meningkat dua kali lipat mencapai 20 juta kasus.
Para pakar yakin data resmi itu lebih rendah dibandingkan tingkat infeksi dan kematian sesungguhnya, terutama di negara-negara dengan kapasitas tes terbatas.
AS bertanggung jawab untuk sekitar 5 juta kasus, Brasil 3 juta dan India 2 juta. Rusia dan Afrika Selatan keluar dari urutan 10 besar.
“Pandemi mengalami peningkatan pesat di Amerika Latin dengan sekitar 28% kasus dunia dan lebih dari 30% kematian,” ungkap data Reuters.
Gelombang pertama virus itu belum mencapai puncaknya di beberapa negara dan meningkatnya kembali kasus membuat banyak negara memiliki langkah berbeda.
Beberapa negara menerapkan kembali langkah kesehatan yang ketat dan negara lain tetap melonggarkan pembatasan. (Baca Juga: Rudal Taiwan Lacak dan Usir Jet-jet Tempur China)
Para pakar memperkirakan dilema tentang bagaimana melaksanakan sekolah, kerja dan hidup sosial dalam jangka panjang, serta penerapan pembatasan hingga vaksin ditemukan. (Baca Infografis: Prototipe Radar AESA Jet Tempur KF-X korsel resmi diluncurkan)
Dalam perlombaan vaksin, telah ada lebih dari 150 kandidat vaksin yang dikembangkan dan dites di penjuru dunia dengan 25 vaksin telah dalam tahap tas klinis manusia. (Lihat Video: Seorang Nenek di Tangerang Gagalkan Aksi Penjambretan)
(sya)
tulis komentar anda