Indonesia Dambakan Jet Siluman F-35 AS, tapi Beli Mirage Bekas Qatar Pun Tak Sanggup
Sabtu, 06 Januari 2024 - 11:50 WIB
Pada tahun 2020, Indonesia juga melakukan langkah untuk mengakuisisi 15 unit jet tempur Typhoon Tranche 1 dari Austria. Namun, pengadaan tersebut tidak jadi dilakukan.
Setelah menjajaki banyak opsi, negara Asia Tenggara ini memusatkan perhatian pada F-15 EX pada tahun 2023.
Sebelumnya, pada tahun 2022, negara ini menjadi negara Asia kedua setelah India yang menandatangani kesepakatan untuk membeli 42 unit jet Rafale.
Indonesia adalah pemain utama dalam pertarungan geopolitik antara Beijing dan Washington untuk mendapatkan pengaruh di Asia.
Negara ini kaya akan sumber daya alam dengan perekonomian bernilai triliunan dolar yang berkembang pesat dan jumlah penduduk yang cukup besar dan terletak di tepi selatan Laut China Selatan.
Letaknya strategis—dengan 17.000 pulau yang melintasi jalur laut penting yang membentang ribuan mil. Hal ini menjadikan negara ini penting untuk pertahanan ketika China dan Amerika bersiap menghadapi potensi konfrontasi atas Taiwan.
Indonesia secara tradisional menahan diri untuk tidak bersekutu dengan satu kekuatan—Amerika Serikat atau pun China.
Jakarta memutuskan untuk memilih F-15 terbaru dari AS untuk melawan China di Kepulauan Natuna di tepi Laut China Selatan.
Negara kepulauan ini serius dalam memodernisasi kekuatannya dan mengerahkan sumber dayanya ke arah yang sama. Pada tahun 2023, Indonesia mengalokasikan USD8,8 miliar untuk pertahanan, tumbuh pada compound annual growth rate (CAGR) sebesar 1,9% dari tahun 2019 hingga 2023, menurut analisis GlobalData's yang berjudul “Indonesia Defense Market 2023-2028".
Dengan perkiraan CAGR sebesar2,2% sepanjang periode estimasi, peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan sasaran anggaran pertahanan sebesar USD9,7 miliar pada tahun 2028.
Setelah menjajaki banyak opsi, negara Asia Tenggara ini memusatkan perhatian pada F-15 EX pada tahun 2023.
Sebelumnya, pada tahun 2022, negara ini menjadi negara Asia kedua setelah India yang menandatangani kesepakatan untuk membeli 42 unit jet Rafale.
Indonesia adalah pemain utama dalam pertarungan geopolitik antara Beijing dan Washington untuk mendapatkan pengaruh di Asia.
Negara ini kaya akan sumber daya alam dengan perekonomian bernilai triliunan dolar yang berkembang pesat dan jumlah penduduk yang cukup besar dan terletak di tepi selatan Laut China Selatan.
Letaknya strategis—dengan 17.000 pulau yang melintasi jalur laut penting yang membentang ribuan mil. Hal ini menjadikan negara ini penting untuk pertahanan ketika China dan Amerika bersiap menghadapi potensi konfrontasi atas Taiwan.
Indonesia secara tradisional menahan diri untuk tidak bersekutu dengan satu kekuatan—Amerika Serikat atau pun China.
Jakarta memutuskan untuk memilih F-15 terbaru dari AS untuk melawan China di Kepulauan Natuna di tepi Laut China Selatan.
Negara kepulauan ini serius dalam memodernisasi kekuatannya dan mengerahkan sumber dayanya ke arah yang sama. Pada tahun 2023, Indonesia mengalokasikan USD8,8 miliar untuk pertahanan, tumbuh pada compound annual growth rate (CAGR) sebesar 1,9% dari tahun 2019 hingga 2023, menurut analisis GlobalData's yang berjudul “Indonesia Defense Market 2023-2028".
Dengan perkiraan CAGR sebesar2,2% sepanjang periode estimasi, peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan sasaran anggaran pertahanan sebesar USD9,7 miliar pada tahun 2028.
tulis komentar anda