5 Syarat Menjadi Sekjen PBB, Salah Satunya Memiliki Jaringan dan Pergaulan Internasional
Jum'at, 05 Januari 2024 - 11:11 WIB
WASHINGTON - Pemilihan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan digelar pada 2026 mendatang. Namun, gaungnya sudah terasa hingga kini. Padahal, tak mudah untuk menjadi Sekjen PBB .
Sekjen PBB memiliki tugas berat sehingga para kandidat harus memiliki kemampuan dan pengalaman yang matang. Namun, faktor eksternal seperti dukungan dari anggota Dewan Keamanan PBB dan anggota PBB lainnya juga menjadi faktor penting.
Foto/Reuters
Melansir UN.org, untuk menjadi Sekjen PBB, kandidat harus mendapatkan dukungan sedikitnya 9 anggota Dewan Keamanan PBB. Syarat utama lainnya, tidak boleh ada veto dari anggota Dewan Keamanan PBB.
Anggota Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 negara, 5 negara anggota tetap yakni China, Prancis, Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat. Kemudian 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih setiap dua tahun pada SIdang Umum.
Selain itu, pembahasan dan pengambilan keputusan Dewan Keamanan mengenai rekomendasi kepada Majelis Umum mengenai penunjukan Sekretaris Jenderal tidak terbuka untuk umum tetapi dilakukan secara tertutup yaitu pertemuan tertutup. Pada akhirnya Dewan Keamanan diharapkan “mengajukan satu kandidat saja” ke Majelis Umum, yang merupakan praktik yang konsisten dalam sejarah PBB.
Yang menarik, PBB tidak pernah menolak rekomendasi kandidat Sekjen PBB dari Dewan Keamanan PBB. Pemilihan kandidat Sekjen PBB di Dewan Keamanan PBB sangat menentukan siapa pemenangnya sebelum diajukan ke Sidang Umum PBB.
Foto/Reuters
Kandidat Sekjen PBB yang diajukan umumnya mampu berbicara Inggris dan Prancis. Memang, ada banyak kandidat tak bisa berbahasa Prancis, tetapi itu bisa tidak mendapatkan dukungan luas. Selain itu, Prancis cenderung akan memveto kandidat Sekjen PBB yang tidak mampu berbicara bahasa Inggris.
Foto/Reuters
Jabatan sekretaris jenderal dirotasi di antara kelompok regional PBB. Setiap daerah mendapat dua atau tiga periode berturut-turut sebagai sekretaris jenderal. Kandidat dari wilayah tersebut kemudian didiskualifikasi pada seleksi berikutnya, dan wilayah baru mendapat giliran menjabat.
Terkait kewarganegaraan Sekjen PBB, terdapat skema rotasi informal jabatan Sekjen. Selain itu, merupakan praktik umum bagi kelompok-kelompok regional (Kelompok Afrika, Asia-Pasifik, Kelompok Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, serta Kelompok Eropa Barat dan Kelompok Lainnya) untuk menulis surat kepada anggota PBB untuk mendukung seorang kandidat, dan surat-surat tersebut harus menjadi perhatian Dewan Keamanan.
Sejauh ini, dalam praktiknya, prosedur seperti itu berarti bahwa Sekretaris Jenderal dipilih secara tertutup oleh Dewan Keamanan dan kemudian disahkan oleh resolusi Sidang Umum yang menunjuk Sekretaris Jenderal. Hal ini juga memberikan sedikit keseimbangan regional dan gender; sampai sekarang tidak ada perempuan dan tidak ada orang Eropa Timur yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut. Proses seleksi ini terus menerus mendapat kritik dari masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, menjelang penunjukan Sekretaris Jenderal PBB yang terakhir, PBB menerapkan sejumlah prosedur baru.
Foto/Reuters
Melansir Council on Foreign Relations, Piagam PBB menggambarkan Sekretaris Jenderal sebagai "kepala pejabat administrasi" Organisasi, yang akan bertindak dalam kapasitas tersebut dan melaksanakan "fungsi-fungsi lain yang dipercayakan" kepadanya oleh Dewan Keamanan, Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial. dan badan PBB lainnya. Itu menunjukkan kandidat Sekjen PBB memiliki kemampuan dalam hal kepemimpinan. Dia memiliki pengalaman sebagai pemimpin pemerintahan atau pun menteri yang berpengalmaan.
Piagam tersebut juga memberi wewenang kepada Sekretaris Jenderal untuk "menyampaikan perhatian Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional". Itu menuntut kandidat Sekjen PBB adalah seorang diplomat yang berpengalaman. Dia memiliki jam terbang yang luas.
Foto/Reuters
Kandidat Sekjen PBB harus memiliki jaringan internasional dan aktif dalam pergualan internasional. Bukan dalam skala bilateral, tetapi multilateral. Dia juga memiliki dukungan dan kedekatan yang luas dengan berbagai negara sehingga mendapatkan kepercayaan.
Untuk memperoleh dukungan, kandidat Sekjen PBB juga terbiasa mengeluarkan berbagai gebrakan dan pendekatan untuk mewujudkan perdamaian dunia. Dia bukan figur pasif dalam diplomasi global, tetapi dia adalah pemimpin yang aktif memperjuangkan berbagai kepentingan untuk menjadi tatanan dunia lebih baik.
Sekjen PBB memiliki tugas berat sehingga para kandidat harus memiliki kemampuan dan pengalaman yang matang. Namun, faktor eksternal seperti dukungan dari anggota Dewan Keamanan PBB dan anggota PBB lainnya juga menjadi faktor penting.
5 Syarat Menjadi Sekjen PBB
1. Mendapatkan Dukungan 9 Anggota Dewan Keamanan PBB
Foto/Reuters
Melansir UN.org, untuk menjadi Sekjen PBB, kandidat harus mendapatkan dukungan sedikitnya 9 anggota Dewan Keamanan PBB. Syarat utama lainnya, tidak boleh ada veto dari anggota Dewan Keamanan PBB.
Anggota Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 negara, 5 negara anggota tetap yakni China, Prancis, Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat. Kemudian 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih setiap dua tahun pada SIdang Umum.
Selain itu, pembahasan dan pengambilan keputusan Dewan Keamanan mengenai rekomendasi kepada Majelis Umum mengenai penunjukan Sekretaris Jenderal tidak terbuka untuk umum tetapi dilakukan secara tertutup yaitu pertemuan tertutup. Pada akhirnya Dewan Keamanan diharapkan “mengajukan satu kandidat saja” ke Majelis Umum, yang merupakan praktik yang konsisten dalam sejarah PBB.
Yang menarik, PBB tidak pernah menolak rekomendasi kandidat Sekjen PBB dari Dewan Keamanan PBB. Pemilihan kandidat Sekjen PBB di Dewan Keamanan PBB sangat menentukan siapa pemenangnya sebelum diajukan ke Sidang Umum PBB.
2. Lancar Berbahasa Inggris dan Prancis
Foto/Reuters
Kandidat Sekjen PBB yang diajukan umumnya mampu berbicara Inggris dan Prancis. Memang, ada banyak kandidat tak bisa berbahasa Prancis, tetapi itu bisa tidak mendapatkan dukungan luas. Selain itu, Prancis cenderung akan memveto kandidat Sekjen PBB yang tidak mampu berbicara bahasa Inggris.
3. Rotasi Wilayah
Foto/Reuters
Jabatan sekretaris jenderal dirotasi di antara kelompok regional PBB. Setiap daerah mendapat dua atau tiga periode berturut-turut sebagai sekretaris jenderal. Kandidat dari wilayah tersebut kemudian didiskualifikasi pada seleksi berikutnya, dan wilayah baru mendapat giliran menjabat.
Terkait kewarganegaraan Sekjen PBB, terdapat skema rotasi informal jabatan Sekjen. Selain itu, merupakan praktik umum bagi kelompok-kelompok regional (Kelompok Afrika, Asia-Pasifik, Kelompok Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, serta Kelompok Eropa Barat dan Kelompok Lainnya) untuk menulis surat kepada anggota PBB untuk mendukung seorang kandidat, dan surat-surat tersebut harus menjadi perhatian Dewan Keamanan.
Sejauh ini, dalam praktiknya, prosedur seperti itu berarti bahwa Sekretaris Jenderal dipilih secara tertutup oleh Dewan Keamanan dan kemudian disahkan oleh resolusi Sidang Umum yang menunjuk Sekretaris Jenderal. Hal ini juga memberikan sedikit keseimbangan regional dan gender; sampai sekarang tidak ada perempuan dan tidak ada orang Eropa Timur yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut. Proses seleksi ini terus menerus mendapat kritik dari masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, menjelang penunjukan Sekretaris Jenderal PBB yang terakhir, PBB menerapkan sejumlah prosedur baru.
4. Memiliki Kemampuan Diplomasi dan Kepemimpinan yang Baik
Foto/Reuters
Melansir Council on Foreign Relations, Piagam PBB menggambarkan Sekretaris Jenderal sebagai "kepala pejabat administrasi" Organisasi, yang akan bertindak dalam kapasitas tersebut dan melaksanakan "fungsi-fungsi lain yang dipercayakan" kepadanya oleh Dewan Keamanan, Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial. dan badan PBB lainnya. Itu menunjukkan kandidat Sekjen PBB memiliki kemampuan dalam hal kepemimpinan. Dia memiliki pengalaman sebagai pemimpin pemerintahan atau pun menteri yang berpengalmaan.
Piagam tersebut juga memberi wewenang kepada Sekretaris Jenderal untuk "menyampaikan perhatian Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional". Itu menuntut kandidat Sekjen PBB adalah seorang diplomat yang berpengalaman. Dia memiliki jam terbang yang luas.
5. Memiliki Jaringan dan Pergaulan Internasional
Foto/Reuters
Kandidat Sekjen PBB harus memiliki jaringan internasional dan aktif dalam pergualan internasional. Bukan dalam skala bilateral, tetapi multilateral. Dia juga memiliki dukungan dan kedekatan yang luas dengan berbagai negara sehingga mendapatkan kepercayaan.
Untuk memperoleh dukungan, kandidat Sekjen PBB juga terbiasa mengeluarkan berbagai gebrakan dan pendekatan untuk mewujudkan perdamaian dunia. Dia bukan figur pasif dalam diplomasi global, tetapi dia adalah pemimpin yang aktif memperjuangkan berbagai kepentingan untuk menjadi tatanan dunia lebih baik.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda