Sengit, Hamas-Israel Bertempur dari Rumah ke Rumah di Jalur Gaza
Rabu, 06 Desember 2023 - 21:38 WIB
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 1.207 warga Palestina telah tewas sejak gagalnya perpanjangan gencatan senjata sementara pada awal bulan ini, dan 70% dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Pemerintahan Biden terus mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna membatasi korban sipil. Martin Griffiths, pejabat tinggi bantuan kemanusiaan PBB, mengatakan kampanye IDF di wilayah selatan sama buruknya dengan operasi IDF di wilayah utara, dan diplomasi Amerika Serikat (AS) tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap hasilnya.
Para pejabat dari kantor wakil presiden AS Kamala Harris berada di Israel untuk melakukan pembicaraan mengenai apa yang harus terjadi di Gaza setelah perang, yang dimulai dengan amukan Hamas di desa-desa Israel yang menewaskan 1.200 orang, lebih dari dua pertiganya adalah warga sipil, pada 7 Oktober.
Semakin banyak bukti yang muncul mengenai kejahatan seksual ekstrem yang dilakukan oleh penyerang Hamas terhadap korban perempuan.
Washington bersikeras tidak boleh ada kehadiran militer Israel dalam jangka panjang di Gaza, namun Netanyahu mengklaim tidak ada pilihan bagi keamanan negaranya selain kendali militer langsung.
“Gaza harus didemiliterisasi. Dan agar Gaza bisa didemiliterisasi, hanya ada satu kekuatan yang dapat memastikan demiliterisasi ini – dan kekuatan itu adalah IDF,” kata perdana menteri Israel itu dalam pernyataan tertulisnya, Selasa.
“Tidak ada kekuatan internasional yang bertanggung jawab atas hal ini. Kita telah melihat apa yang terjadi di negara-negara lain di mana mereka mendatangkan pasukan internasional untuk tujuan demiliterisasi. Saya tidak siap untuk menutup mata dan menerima pengaturan lainnya,” tukasnya.
Pemerintahan Biden terus mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna membatasi korban sipil. Martin Griffiths, pejabat tinggi bantuan kemanusiaan PBB, mengatakan kampanye IDF di wilayah selatan sama buruknya dengan operasi IDF di wilayah utara, dan diplomasi Amerika Serikat (AS) tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap hasilnya.
Para pejabat dari kantor wakil presiden AS Kamala Harris berada di Israel untuk melakukan pembicaraan mengenai apa yang harus terjadi di Gaza setelah perang, yang dimulai dengan amukan Hamas di desa-desa Israel yang menewaskan 1.200 orang, lebih dari dua pertiganya adalah warga sipil, pada 7 Oktober.
Semakin banyak bukti yang muncul mengenai kejahatan seksual ekstrem yang dilakukan oleh penyerang Hamas terhadap korban perempuan.
Washington bersikeras tidak boleh ada kehadiran militer Israel dalam jangka panjang di Gaza, namun Netanyahu mengklaim tidak ada pilihan bagi keamanan negaranya selain kendali militer langsung.
“Gaza harus didemiliterisasi. Dan agar Gaza bisa didemiliterisasi, hanya ada satu kekuatan yang dapat memastikan demiliterisasi ini – dan kekuatan itu adalah IDF,” kata perdana menteri Israel itu dalam pernyataan tertulisnya, Selasa.
“Tidak ada kekuatan internasional yang bertanggung jawab atas hal ini. Kita telah melihat apa yang terjadi di negara-negara lain di mana mereka mendatangkan pasukan internasional untuk tujuan demiliterisasi. Saya tidak siap untuk menutup mata dan menerima pengaturan lainnya,” tukasnya.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda