Bagaimana AI Habsora Israel Bunuh 16.000 Warga Gaza dengan Kedok Matematika?
Senin, 04 Desember 2023 - 20:01 WIB
“Ketika seorang anak perempuan berusia tiga tahun terbunuh di satu rumah di Gaza, itu karena seseorang di tentara memutuskan pembunuhan terhadapnya bukanlah suatu masalah besar, bahwa itu adalah harga yang pantas dibayar untuk bisa memukul (orang lain) yang jadi target. Kami bukan Hamas. Ini bukan roket acak. Semuanya disengaja. Kami tahu persis berapa banyak kerusakan tambahan yang terjadi di setiap rumah," ungkap dia.
Perang saat ini dimulai ketika faksi-faksi Palestina yang dipimpin Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan menawan sekitar 240 orang.
Israel menanggapinya dengan melakukan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza dan menyerbu wilayah pesisir tersebut, sehingga menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil.
Sumber-sumber dalam penyelidikan mengatakan mereka yakin pembunuhan dan pengrusakan yang meluas dapat digunakan untuk memberikan gambaran kemenangan kepada publik Israel. Mhajne yakin tujuan ini dapat diperluas ke citra teknologi Israel.
“Serangan Hamas menunjukkan kelemahan AI dalam hal pengawasan,” ungkap dia.
Menurutnya, kemampuan Hamas untuk masuk ke Israel tanpa disadari setelah para pejuangnya membongkar menara sinyal di sekitar Jalur Gaza menyebabkan kerusakan reputasi yang parah bagi Israel.
Teknologi spyware Israel telah digunakan secara khusus di banyak negara untuk menargetkan jurnalis dan aktivis.
Israel juga merupakan eksportir senjata terbesar ke-10 di dunia, dengan reputasi yang sangat kuat dalam bidang keamanan siber dan persenjataan AI.
“Mereka menguji sesuatu terhadap warga Palestina. Itulah sebabnya Israel memimpin dalam pengembangan keamanan siber dan AI, karena mereka memiliki tempat pengujian,” ujar Mhajne.
Israel Jadikan Warga Palestina Kelinci Percobaan
Perang saat ini dimulai ketika faksi-faksi Palestina yang dipimpin Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan menawan sekitar 240 orang.
Israel menanggapinya dengan melakukan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza dan menyerbu wilayah pesisir tersebut, sehingga menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil.
Sumber-sumber dalam penyelidikan mengatakan mereka yakin pembunuhan dan pengrusakan yang meluas dapat digunakan untuk memberikan gambaran kemenangan kepada publik Israel. Mhajne yakin tujuan ini dapat diperluas ke citra teknologi Israel.
“Serangan Hamas menunjukkan kelemahan AI dalam hal pengawasan,” ungkap dia.
Menurutnya, kemampuan Hamas untuk masuk ke Israel tanpa disadari setelah para pejuangnya membongkar menara sinyal di sekitar Jalur Gaza menyebabkan kerusakan reputasi yang parah bagi Israel.
Teknologi spyware Israel telah digunakan secara khusus di banyak negara untuk menargetkan jurnalis dan aktivis.
Israel juga merupakan eksportir senjata terbesar ke-10 di dunia, dengan reputasi yang sangat kuat dalam bidang keamanan siber dan persenjataan AI.
“Mereka menguji sesuatu terhadap warga Palestina. Itulah sebabnya Israel memimpin dalam pengembangan keamanan siber dan AI, karena mereka memiliki tempat pengujian,” ujar Mhajne.
tulis komentar anda