Badan Amal Inggris Dikecam karena Galang Dana untuk Tentara Israel Perang di Gaza
Minggu, 03 Desember 2023 - 01:37 WIB
Tayab Ali, direktur Pusat Keadilan Internasional untuk Palestina, mengatakan kepada Middle East Eye (MEE): "Sangat penting bagi Komisi Amal untuk menyelidiki sebuah badan amal yang mendukung anggota pasukan militer asing di mana terdapat bukti signifikan bahwa personel militernya mungkin terlibat dalam pelanggaran serius terhadap hukum internasional.”
“Uang publik Inggris tidak boleh dikumpulkan atau digunakan untuk mendukung tentara [Israel] karena hal tersebut dapat membuat badan amal tersebut terlibat dalam kejahatan perang yang dengan sendirinya tidak dapat dianggap sejalan dengan tujuan amalnya,” lanjut Ali.
UK-AWIS belum menanggapi pertanyaan MEE tentang bagaimana sumbangannya kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) digunakan, atau permintaan komentar pada saat laporan ini diterbitkan, Sabtu (2/12/2023).
MEE menelepon kantor badan amal tersebut di London. Namun panggilan itu berakhir ketika MEE mengidentifikasi dirinya dan sebelum ada pertanyaan yang diajukan.
Seorang juru bicara Komisi Amal mengatakan kepada MEE: “Kekhawatiran telah disampaikan kepada kami mengenai kegiatan penggalangan dana oleh UK Friends of the Association for the Wellbeing of Israel’s Soldiers dan kami saat ini sedang menilai informasi untuk menentukan langkah selanjutnya.”
UK-AWIS adalah cabang Inggris dari sebuah organisasi Israel, Asosiasi Tentara Israel, yang didanai oleh Kementerian Pertahanan Israel dan bekerja sama dengan IDF.
Badan amal ini menggambarkan dirinya sebagai “satu-satunya jalan di mana sumbangan dapat diberikan langsung kepada tentara IDF dan unit IDF”.
Tujuan utamanya, menurut situs webnya, adalah “untuk meningkatkan kesejahteraan putra dan putri Israel berseragam. UK-AWIS adalah salah satu dari banyak cabang di seluruh dunia yang secara aktif mengumpulkan dana untuk berbagai proyek dan fasilitas yang meningkatkan kesejahteraan tentara Israel".
Pilihan bagi para donor di situs web UK-AWIS mencakup paket sponsorship tiga tahun dengan harga £75.000 (USD95.000) untuk “mengadopsi unit tempur IDF”.
Mereka juga mendanai proyek-proyek untuk mendukung “tentara tunggal” Israel, yang banyak di antaranya direkrut dari luar negeri termasuk Inggris yang secara sukarela berjuang untuk militer negara tersebut.
“Uang publik Inggris tidak boleh dikumpulkan atau digunakan untuk mendukung tentara [Israel] karena hal tersebut dapat membuat badan amal tersebut terlibat dalam kejahatan perang yang dengan sendirinya tidak dapat dianggap sejalan dengan tujuan amalnya,” lanjut Ali.
UK-AWIS belum menanggapi pertanyaan MEE tentang bagaimana sumbangannya kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) digunakan, atau permintaan komentar pada saat laporan ini diterbitkan, Sabtu (2/12/2023).
MEE menelepon kantor badan amal tersebut di London. Namun panggilan itu berakhir ketika MEE mengidentifikasi dirinya dan sebelum ada pertanyaan yang diajukan.
Seorang juru bicara Komisi Amal mengatakan kepada MEE: “Kekhawatiran telah disampaikan kepada kami mengenai kegiatan penggalangan dana oleh UK Friends of the Association for the Wellbeing of Israel’s Soldiers dan kami saat ini sedang menilai informasi untuk menentukan langkah selanjutnya.”
UK-AWIS adalah cabang Inggris dari sebuah organisasi Israel, Asosiasi Tentara Israel, yang didanai oleh Kementerian Pertahanan Israel dan bekerja sama dengan IDF.
Badan amal ini menggambarkan dirinya sebagai “satu-satunya jalan di mana sumbangan dapat diberikan langsung kepada tentara IDF dan unit IDF”.
Tujuan utamanya, menurut situs webnya, adalah “untuk meningkatkan kesejahteraan putra dan putri Israel berseragam. UK-AWIS adalah salah satu dari banyak cabang di seluruh dunia yang secara aktif mengumpulkan dana untuk berbagai proyek dan fasilitas yang meningkatkan kesejahteraan tentara Israel".
Pilihan bagi para donor di situs web UK-AWIS mencakup paket sponsorship tiga tahun dengan harga £75.000 (USD95.000) untuk “mengadopsi unit tempur IDF”.
Mereka juga mendanai proyek-proyek untuk mendukung “tentara tunggal” Israel, yang banyak di antaranya direkrut dari luar negeri termasuk Inggris yang secara sukarela berjuang untuk militer negara tersebut.
tulis komentar anda