Siapa yang Harus Memerintah Jalur Gaza Agar Wilayah Stabil? Ada 3 Skenario
Sabtu, 04 November 2023 - 09:05 WIB
Perjanjian tersebut memfasilitasi pembentukan Otoritas Palestina (PA) untuk memerintah Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai langkah pertama menuju solusi dua negara.
Sementara itu, Dr Shaul Bartal, pensiunan letnan kolonel, berpendapat Israel harus berpartisipasi dalam mengendalikan Gaza dengan satu atau lain cara.
“Anda perlu memahami apa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023, ini adalah ancaman nyata terhadap masa depan Negara Israel,” ujar Bartal, peneliti di Pusat Studi Strategis Begin-Sadat Universitas Bar-Ilan, kepada Sputnik.
“Bagaimana Israel dapat menjamin keselamatan dan keamanan setengah juta warga Israel yang tinggal di kota-kota, desa-desa dan kibbutzim di sekitar Jalur Gaza?” tanya dia.
Lebih dari 1.300 orang Yahudi terbunuh dalam serangan mendadak oleh Hamas di wilayah Israel tanggal 7 Oktober 2023. Selain itu, Hamas tidak mengakui hak keberadaan Israel.
“Oleh karena itu, solusi apa pun untuk masa depan Gaza harus melibatkan Israel dalam mengendalikan Gaza dengan satu atau lain cara,” tegas purnawirawan letnan kolonel itu.
Dia menyatakan, “Hal ini bisa saja terjadi dalam format yang mirip dengan apa yang terjadi di Tepi Barat atau sesuatu yang baru. Israel dapat menjadi bagian dari kekuatan multinasional yang akan mengendalikan Jalur Gaza dan menjamin perdamaian dan keamanan bagi semua orang, baik warga Israel maupun Palestina.”
Menurut Bartal, “pendudukan kembali” Israel di Gaza akan menjadi kepentingan Palestina dan Israel, membuka jalan bagi Otoritas Palestina untuk mengambil kendali wilayah tersebut dan membawa perdamaian dan stabilitas di Jalur Gaza.
Pada saat yang sama, baik Litvak dan Bartal merasa skeptis terhadap pasukan penjaga perdamaian multinasional di bawah payung PBB.
Sementara itu, Dr Shaul Bartal, pensiunan letnan kolonel, berpendapat Israel harus berpartisipasi dalam mengendalikan Gaza dengan satu atau lain cara.
“Anda perlu memahami apa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023, ini adalah ancaman nyata terhadap masa depan Negara Israel,” ujar Bartal, peneliti di Pusat Studi Strategis Begin-Sadat Universitas Bar-Ilan, kepada Sputnik.
“Bagaimana Israel dapat menjamin keselamatan dan keamanan setengah juta warga Israel yang tinggal di kota-kota, desa-desa dan kibbutzim di sekitar Jalur Gaza?” tanya dia.
Lebih dari 1.300 orang Yahudi terbunuh dalam serangan mendadak oleh Hamas di wilayah Israel tanggal 7 Oktober 2023. Selain itu, Hamas tidak mengakui hak keberadaan Israel.
“Oleh karena itu, solusi apa pun untuk masa depan Gaza harus melibatkan Israel dalam mengendalikan Gaza dengan satu atau lain cara,” tegas purnawirawan letnan kolonel itu.
Dia menyatakan, “Hal ini bisa saja terjadi dalam format yang mirip dengan apa yang terjadi di Tepi Barat atau sesuatu yang baru. Israel dapat menjadi bagian dari kekuatan multinasional yang akan mengendalikan Jalur Gaza dan menjamin perdamaian dan keamanan bagi semua orang, baik warga Israel maupun Palestina.”
Menurut Bartal, “pendudukan kembali” Israel di Gaza akan menjadi kepentingan Palestina dan Israel, membuka jalan bagi Otoritas Palestina untuk mengambil kendali wilayah tersebut dan membawa perdamaian dan stabilitas di Jalur Gaza.
Akankah Pasukan Multi-Nasional Berhasil?
Pada saat yang sama, baik Litvak dan Bartal merasa skeptis terhadap pasukan penjaga perdamaian multinasional di bawah payung PBB.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda