Ancam Ledakkan Bom di Kereta, Seorang Wanita Ditembak Polisi Prancis
Rabu, 01 November 2023 - 02:07 WIB
PARIS - Polisi Prancis telah menembak dan melukai seorang wanita yang diduga mengancam akan meledakkan alat peledak di sebuah kereta api di Paris. Hal itu diungkapkan berwenang setempat.
Kantor Kejaksaan Paris mengatakan wanita itu terluka parah setelah terkena satu tembakan, seraya menambahkan tersangka telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan darurat.
Wanita tersebut, yang dilaporkan dikenal oleh pihak berwenang Paris, mengenakan jubah abaya panjang yang secara tradisional dikenakan oleh umat Islam, menurut para pejabat.
“Petugas polisi mengambil keputusan yang tepat,” kata juru bicara aparat hukum Axel Ronde kepada media Prancis BFMTV.
“Orang tersebut sangat bertekad untuk mengambil tindakan dan mengingat tekad tersebut, rekan-rekan saya tidak punya pilihan lain, untuk menghindari terkena ledakan, selain menetralisirnya dengan menembaknya menggunakan senjata api,” jelasnya seperti dikutip dari RT, Rabu (1/11/2023).
BFMTV melaporkan penembakan itu terjadi di stasiun Metro Bibliotheque Francois-Mitterrand di Paris sekitar pukul 09.20 waktu setempat, sekitar 50 menit setelah tersangka diisolasi oleh polisi. Beberapa penumpang di kereta telah memberi tahu layanan darurat bahwa wanita tersebut melontarkan ancaman teroris.
"Tidak ada bahan peledak yang ditemukan di lokasi kejadian," tambah BFMTV.
Jaksa menyatakan bahwa penyelidikan polisi telah dibuka untuk mengetahui apa yang diduga diucapkan tersangka di kereta pinggiran kota RER C, termasuk pengambilan keterangan saksi.
Menurut Associated Press, tersangka perempuan menghadapi kemungkinan dakwaan terkait dengan ancaman pembunuhan, memaafkan terorisme, dan mengarahkan perilaku intimidasi kepada polisi.
Investigasi terpisah telah dibuka mengenai situasi seputar penggunaan senjata api oleh petugas, yang merupakan hal yang lazim di Prancis.
"Tembakan itu dilepaskan setelah wanita tersebut tidak mematuhi perintah yang dikeluarkan polisi," tambah AP.
Insiden ini terjadi ketika negara Uni Eropa masih meningkatkan kewaspadaan anti-teror sejak 13 Oktober, ketika guru bahasa Prancis Dominique Bernard ditikam hingga tewas dan tiga orang lainnya terluka di sebuah sekolah di kota utara Arras. Tersangka penyerang berada di bawah pengawasan polisi dan diduga mengalami radikalisasi Islam.
Kantor Kejaksaan Paris mengatakan wanita itu terluka parah setelah terkena satu tembakan, seraya menambahkan tersangka telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan darurat.
Wanita tersebut, yang dilaporkan dikenal oleh pihak berwenang Paris, mengenakan jubah abaya panjang yang secara tradisional dikenakan oleh umat Islam, menurut para pejabat.
“Petugas polisi mengambil keputusan yang tepat,” kata juru bicara aparat hukum Axel Ronde kepada media Prancis BFMTV.
Baca Juga
“Orang tersebut sangat bertekad untuk mengambil tindakan dan mengingat tekad tersebut, rekan-rekan saya tidak punya pilihan lain, untuk menghindari terkena ledakan, selain menetralisirnya dengan menembaknya menggunakan senjata api,” jelasnya seperti dikutip dari RT, Rabu (1/11/2023).
BFMTV melaporkan penembakan itu terjadi di stasiun Metro Bibliotheque Francois-Mitterrand di Paris sekitar pukul 09.20 waktu setempat, sekitar 50 menit setelah tersangka diisolasi oleh polisi. Beberapa penumpang di kereta telah memberi tahu layanan darurat bahwa wanita tersebut melontarkan ancaman teroris.
"Tidak ada bahan peledak yang ditemukan di lokasi kejadian," tambah BFMTV.
Jaksa menyatakan bahwa penyelidikan polisi telah dibuka untuk mengetahui apa yang diduga diucapkan tersangka di kereta pinggiran kota RER C, termasuk pengambilan keterangan saksi.
Menurut Associated Press, tersangka perempuan menghadapi kemungkinan dakwaan terkait dengan ancaman pembunuhan, memaafkan terorisme, dan mengarahkan perilaku intimidasi kepada polisi.
Investigasi terpisah telah dibuka mengenai situasi seputar penggunaan senjata api oleh petugas, yang merupakan hal yang lazim di Prancis.
"Tembakan itu dilepaskan setelah wanita tersebut tidak mematuhi perintah yang dikeluarkan polisi," tambah AP.
Insiden ini terjadi ketika negara Uni Eropa masih meningkatkan kewaspadaan anti-teror sejak 13 Oktober, ketika guru bahasa Prancis Dominique Bernard ditikam hingga tewas dan tiga orang lainnya terluka di sebuah sekolah di kota utara Arras. Tersangka penyerang berada di bawah pengawasan polisi dan diduga mengalami radikalisasi Islam.
(ian)
tulis komentar anda