Dihujani Roket-roket Gaza, Kota Israel Ini Jadi Kota Hantu

Minggu, 29 Oktober 2023 - 11:31 WIB
Kota Ashkelon di Israel berubah menjadi kota hantu setelah dihujani roket dari Jalur Gaza. Foto/Ashraq Al-Awsat
TEL AVIV - Stasiun bus pusat Ashkelon Israel sepi, seperti apa yang terjadi pada hampir seluruh kota saat ini.

Dua lelaki tua asal Ethiopia berdiri di dekat loket tiket sambil menatap daftar tujuan. Namun mereka tidak mendekat untuk membeli tiket.

Di bangku peron bus menuju Yerusalem, duduk seorang wanita berusia 70-an, membungkuk dan memancarkan kegelisahan.

Sima, seorang janda yang lahir di Ashkelon, mengatakan dia telah menerima tawaran dari layanan kesejahteraan Ashkelon untuk mengungsi ke Yerusalem.

Pagi ini, saat dia menaiki bus, dia menyadari bahwa karena stres dia lupa beberapa obat-obatan dan barang-barang penting lainnya.



“Saya lari ke apartemen saya, saya mengambil apa yang saya perlukan, dan sekarang saya di sini menunggu bus ke Yerusalem, sekarat karena takut akan ada lebih banyak rudal sebelum bus itu tiba,” katanya sambil melirik dengan gugup ke arah langit seolah-olah mencoba melihat roket Palestina lainnya sebelum tiba seperti dikutip dari Middle East Eye, Minggu (29/10/2023).

Ashkelon adalah kota pesisir di selatan Israel antara gurun Negev (Naqab) dan dataran rendah di ujung barat wilayah Lachish. Jaraknya juga beberapa kilometer dari Jalur Gaza.

Kota ini berpenduduk sekitar 180.000 jiwa, termasuk banyak yang berasal dari bekas Uni Soviet dan Ethiopia.

Dikenal dalam bahasa Arab sebagai Asqalan, kota ini adalah salah satu kota tertua di dunia, berusia lebih dari 5.000 tahun. Namanya diyakini terkait dengan akar kata Semit yang berarti "berat", yang berarti mata uang syikal Israel.

Ashkelon disebutkan untuk pertama kalinya dalam teks Mesir sekitar tahun 1.900 SM, dan kemudian dalam bahasa Ibrani di Kitab Yosua dalam Alkitab. Hal ini juga disebutkan dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jenis pertempuran defensif yang paling baik adalah di Askalan” pada akhir zaman.

Pada tahun 1948, 10.000 warga Palestina di Ashkelon diusir, sebagian besar ke Gaza.

Sejak serangan Palestina tanggal 7 Oktober terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza, yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, Ashkelon telah dilanda sejumlah besar roket dan rudal yang ditembakkan dari daerah kantong tersebut.

Lebih dari 1.000 roket telah ditembakkan ke kota tersebut, dengan 340 lokasi jatuh dan 180 serangan langsung.

Jumlah ini merupakan seperempat dari seluruh roket Palestina yang ditembakkan ke wilayah Israel, dengan lebih dari 200 roket dikirim ke Ashkelon saja selama satu jam pada tanggal 14 Oktober.

Sementara itu di Gaza, pemboman Israel yang tiada henti telah menewaskan lebih dari 7.300 warga Palestina, dengan listrik, komunikasi, makanan serta air telah terputus di wilayah pesisir tersebut.

Kerusakan Ada di Mana-mana, Tidak Ada Orang di Mana Pun



Di lingkungan tertua di Ashkelon, 40.000 penduduk tidak memiliki tempat berlindung di rumah. Para lansia dan keluarga dengan anak kecil tidak dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu 10 detik setelah diberikan alarm sebelum roket menyerang.

Kini, para pemilik bisnis penting yang masih tersisa di kota tersebut menggambarkannya sebagai kota hantu.

"Tidak ada orang di jalanan. Beberapa toko masih buka hingga sore hari dan orang-orang mengurung diri di rumah," kata Eli Gutman, pemilik restoran di tepi pantai.

Kerusakan harta benda terlihat dimana-mana, rumah dan mobil hancur, apalagi jenazah korban jiwa.

Namun Ashkelon tidak dihitung sebagai salah satu komunitas yang terkena dampak pertempuran dan berhak mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Penduduknya juga tidak dievakuasi hingga hari Rabu, sehingga menimbulkan kemarahan dan frustrasi dari warga dan Wali Kota Tomer Glam.

Sehari sebelum evakuasi, Ashkelon tampak seperti sudah dikosongkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More