Strategi Sri Lanka Atasi Masalah Utang Terkendala Tekanan China
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 10:20 WIB
Dalam upaya mengatasi masalah restrukturisasi utang, Jepang, India, dan Prancis membentuk komite perundingan. Komite ini mengundang China untuk berpartisipasi dalam diskusi. Namun, China memilih untuk terlibat langsung dengan Sri Lanka, dan memastikan bahwa tidak akan ada perlakuan istimewa dalam proses tersebut.
“Berbulan-bulan telah berlalu sejak itu, tidak ada kemajuan nyata dalam komite kreditor Jepang-India-Prancis karena tidak ada kemajuan dari Tiongkok," tulis harian keuangan Jepang yang mengutip sumber-sumber diplomatik.
Meski tantangan ekonomi masih ada, Sri Lanka berada dalam posisi genting dan wajib mengakomodasi kapal-kapal militer China di pelabuhan-pelabuhannya. Manuver strategis yang dilakukan China ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis regional, yang melihatnya sebagai langkah untuk memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.
Yuan Wang 5, salah satu kapal pelacak ruang angkasa generasi terbaru China, yang digunakan untuk memantau peluncuran satelit, roket, dan rudal balistik antarbenua, tetap berada di Pelabuhan Hambantota dari 16 Agustus hingga 22 Agustus 2023.
Kekhawatiran semakin mendalam di kalangan pemikir strategis di kawasan saat kapal China lainnya, Shi Yan 6, dijadwalkan tiba di Sri Lanka pada 25 Oktober untuk melakukan survei di perairan negara kepulauan itu selama 17 hari ke depan setelah berlabuh di Pelabuhan Kolombo dan Hambantota.
Dalam perkembangan terkini, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan pada Selasa lalu bahwa Export-Import Bank of China telah mencapai kesepakatan awal dengan Sri Lanka mengenai penyelesaian utang terkait China.
Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers rutin di Beijing, yang dipicu penyelidikan media pemerintah mengenai sifat dukungan Beijing terhadap Kolombo. Sri Lanka telah secara aktif berupaya merestrukturisasi utang luar negerinya setelah menangguhkan pembayaran kembali pada Mei tahun sebelumnya.
Secara kebetulan, pengumuman ini menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry yang mengungkapkan bahwa Sri Lanka telah memberikan izin kepada kapal penelitian China Shi Yan 6 untuk berlabuh di negara tersebut.
Namun, jadwal kedatangan kapal China lainnya di Sri Lanka telah menimbulkan kekhawatiran, terutama dari India. Tahun lalu, kapal penelitian berteknologi tinggi Yuan Wang-5 singgah di Sri Lanka, dan India telah menyatakan kekhawatirannya atas kemampuan kapal penelitian tersebut dalam memetakan dasar laut. Kemampuan pemetaan ini memiliki kepentingan strategis untuk operasi anti-kapal selam yang dilakukan Angkatan Laut China.
“Berbulan-bulan telah berlalu sejak itu, tidak ada kemajuan nyata dalam komite kreditor Jepang-India-Prancis karena tidak ada kemajuan dari Tiongkok," tulis harian keuangan Jepang yang mengutip sumber-sumber diplomatik.
Meski tantangan ekonomi masih ada, Sri Lanka berada dalam posisi genting dan wajib mengakomodasi kapal-kapal militer China di pelabuhan-pelabuhannya. Manuver strategis yang dilakukan China ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis regional, yang melihatnya sebagai langkah untuk memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.
Yuan Wang 5, salah satu kapal pelacak ruang angkasa generasi terbaru China, yang digunakan untuk memantau peluncuran satelit, roket, dan rudal balistik antarbenua, tetap berada di Pelabuhan Hambantota dari 16 Agustus hingga 22 Agustus 2023.
Kekhawatiran semakin mendalam di kalangan pemikir strategis di kawasan saat kapal China lainnya, Shi Yan 6, dijadwalkan tiba di Sri Lanka pada 25 Oktober untuk melakukan survei di perairan negara kepulauan itu selama 17 hari ke depan setelah berlabuh di Pelabuhan Kolombo dan Hambantota.
Dalam perkembangan terkini, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan pada Selasa lalu bahwa Export-Import Bank of China telah mencapai kesepakatan awal dengan Sri Lanka mengenai penyelesaian utang terkait China.
Restrukturisasi Utang Sri Lanka
Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers rutin di Beijing, yang dipicu penyelidikan media pemerintah mengenai sifat dukungan Beijing terhadap Kolombo. Sri Lanka telah secara aktif berupaya merestrukturisasi utang luar negerinya setelah menangguhkan pembayaran kembali pada Mei tahun sebelumnya.
Secara kebetulan, pengumuman ini menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry yang mengungkapkan bahwa Sri Lanka telah memberikan izin kepada kapal penelitian China Shi Yan 6 untuk berlabuh di negara tersebut.
Namun, jadwal kedatangan kapal China lainnya di Sri Lanka telah menimbulkan kekhawatiran, terutama dari India. Tahun lalu, kapal penelitian berteknologi tinggi Yuan Wang-5 singgah di Sri Lanka, dan India telah menyatakan kekhawatirannya atas kemampuan kapal penelitian tersebut dalam memetakan dasar laut. Kemampuan pemetaan ini memiliki kepentingan strategis untuk operasi anti-kapal selam yang dilakukan Angkatan Laut China.
tulis komentar anda