Ghana Bangkrut, Awalnya Dipuji Binaan IMF yang Sukses tapi Kini Utang Membengkak
Rabu, 27 September 2023 - 14:31 WIB
Emmanuel Cherry, kepala eksekutif sebuah asosiasi perusahaan konstruksi Ghana, baru-baru ini mengungkapkan bahwa pembayaran kembali pemerintah kepada kontraktor berjumlah 15 miliar cedi, atau sekitar USD1,3 miliar, sebelum bunga bertambah.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah Ghana berutang kepada produsen listrik independen sebesar USD1,58 miliar dan berada dalam bahaya pemadaman listrik yang meluas.
“Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini adalah kali ke-17 Ghana terpaksa meminta dana [pinjaman] tersebut sejak negara ini memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957. Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi,” tulis New York Times.
IMF menyajikan rencana penyelamatan yang komprehensif untuk mengatasi utang Ghana, membatasi pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan melindungi populasi yang paling rentan sambil melakukan negosiasi dengan kreditor asing.
Masalah ini menjadi topik diskusi penting di Majelis Umum PBB. Meningkatnya beban utang negara-negara berkembang, yang diperkirakan melebihi USD200 miliar, juga akan menjadi topik diskusi utama lainnya.
Laporan New York Times mencatat bahwa pinjaman IMF baru-baru ini membantu menstabilkan perekonomian dengan mengurangi perubahan mata uang dan meningkatkan kepercayaan. Meski inflasi masih berkisar 40%, namun sudah menurun dari puncaknya sebesar 54% pada bulan Januari.
Pada bulan Mei, presiden Ghana menyampaikan bahwa dana talangan IMF senilai USD3 miliar tidak akan serta-merta menyelesaikan masalah ekonomi negaranya.
Program IMF mengatasi permasalahan penting, namun Tsidi Tsikata, peneliti senior di Pusat Transformasi Ekonomi Afrika di Accra, yang dikutip dalam penelitiannya, mempertanyakan apakah Ghana dapat menghindari kesulitan keuangan serupa.
Ghana pada 2019 dipuji sebagai salah satu kisah sukses di Afrika Sub-Sahara. Negara ini adalah negara pertama yang membebaskan diri dari pemerintahan kolonial pada tahun 1957.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah Ghana berutang kepada produsen listrik independen sebesar USD1,58 miliar dan berada dalam bahaya pemadaman listrik yang meluas.
“Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini adalah kali ke-17 Ghana terpaksa meminta dana [pinjaman] tersebut sejak negara ini memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957. Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi,” tulis New York Times.
IMF menyajikan rencana penyelamatan yang komprehensif untuk mengatasi utang Ghana, membatasi pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan melindungi populasi yang paling rentan sambil melakukan negosiasi dengan kreditor asing.
Masalah ini menjadi topik diskusi penting di Majelis Umum PBB. Meningkatnya beban utang negara-negara berkembang, yang diperkirakan melebihi USD200 miliar, juga akan menjadi topik diskusi utama lainnya.
Laporan New York Times mencatat bahwa pinjaman IMF baru-baru ini membantu menstabilkan perekonomian dengan mengurangi perubahan mata uang dan meningkatkan kepercayaan. Meski inflasi masih berkisar 40%, namun sudah menurun dari puncaknya sebesar 54% pada bulan Januari.
Pada bulan Mei, presiden Ghana menyampaikan bahwa dana talangan IMF senilai USD3 miliar tidak akan serta-merta menyelesaikan masalah ekonomi negaranya.
Program IMF mengatasi permasalahan penting, namun Tsidi Tsikata, peneliti senior di Pusat Transformasi Ekonomi Afrika di Accra, yang dikutip dalam penelitiannya, mempertanyakan apakah Ghana dapat menghindari kesulitan keuangan serupa.
Ghana Awalnya Dipuji IMF
Ghana pada 2019 dipuji sebagai salah satu kisah sukses di Afrika Sub-Sahara. Negara ini adalah negara pertama yang membebaskan diri dari pemerintahan kolonial pada tahun 1957.
tulis komentar anda