China Ingin Gabungkan Islam dengan Konghucu dan Rilis Al-Qur'an Versinya Sendiri
Kamis, 21 September 2023 - 10:02 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping pertama kali menyebutkan “sinifikasi” agama di China dalam pidatonya pada tahun 2015. Dia menyebutkan sinifikasi Islam secara khusus pada tahun 2017.
Pada tahun 2018, partai tersebut telah menyusun rencana nasional untuk “mensinifikasi” masing-masing dari tiga agama monoteistik utama di negara tersebut: Protestan, Katolik, dan Islam, yang akan diterapkan selama lima tahun ke depan.
Menurut China Law Translate, ada rencana 32 poin untuk Islam yang menyoroti masalah-masalah di beberapa bidang yang tidak dapat diabaikan.
"Beberapa tempat telah dipenuhi dengan ideologi ekstremis agama," kata lembaga tersebut.
Sebagai contoh, kata lembaga itu, masjid meniru arsitektur asing, umat Islam mengenakan pakaian asing, dan label makanan halal diterapkan secara berlebihan.
“Beberapa meniadakan ideologi tradisional Islam Tiongkok,” imbuh lembaga itu merinci sebagaian dari rencana 32 poin.
Sebagai tanggapan, antara lain, PKC tersebut akan memperkuat personel keagamaannya, menjelaskan dengan benar Al-Quran dan Hadits dalam versi baru yang diberi penjelasan, dan mempromosikan penggunaan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci.
Menggunakan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci merujuk pada kumpulan terjemahan Islam Dinasti Qings dan tulisan-tulisan dalam bahasa China, yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Kitab Han, yang menggunakan konsep-konsep konfusianisme untuk menguraikan teologi Islam.
Teks-teks tersebut diproduksi di China bagian timur, tidak pernah diedarkan di wilayah Uighur, dan tidak diakui dalam tradisi Islam Uighur.
“PKC mengidentifikasi ini sebagai satu-satunya praktik keagamaan yang benar di China,” kata Stroup.
Pada tahun 2018, partai tersebut telah menyusun rencana nasional untuk “mensinifikasi” masing-masing dari tiga agama monoteistik utama di negara tersebut: Protestan, Katolik, dan Islam, yang akan diterapkan selama lima tahun ke depan.
Menurut China Law Translate, ada rencana 32 poin untuk Islam yang menyoroti masalah-masalah di beberapa bidang yang tidak dapat diabaikan.
"Beberapa tempat telah dipenuhi dengan ideologi ekstremis agama," kata lembaga tersebut.
Sebagai contoh, kata lembaga itu, masjid meniru arsitektur asing, umat Islam mengenakan pakaian asing, dan label makanan halal diterapkan secara berlebihan.
“Beberapa meniadakan ideologi tradisional Islam Tiongkok,” imbuh lembaga itu merinci sebagaian dari rencana 32 poin.
Sebagai tanggapan, antara lain, PKC tersebut akan memperkuat personel keagamaannya, menjelaskan dengan benar Al-Quran dan Hadits dalam versi baru yang diberi penjelasan, dan mempromosikan penggunaan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci.
Menggunakan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci merujuk pada kumpulan terjemahan Islam Dinasti Qings dan tulisan-tulisan dalam bahasa China, yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Kitab Han, yang menggunakan konsep-konsep konfusianisme untuk menguraikan teologi Islam.
Teks-teks tersebut diproduksi di China bagian timur, tidak pernah diedarkan di wilayah Uighur, dan tidak diakui dalam tradisi Islam Uighur.
“PKC mengidentifikasi ini sebagai satu-satunya praktik keagamaan yang benar di China,” kata Stroup.
tulis komentar anda