Kasus COVID-19 AS Tembus 1 Juta, Korban Jiwa Lebihi Korban Perang Vietnam
Rabu, 29 April 2020 - 22:23 WIB
Perintah tinggal di rumah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mencoba mengekang penyebaran virus telah menghantam perekonomian, yang mengarah pada peningkatan jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran.
Sekitar selusin negara bagian mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.
Survei Reuters/Ipsos bulan ini menemukan bahwa mayoritas warga Amerika bipartisan ingin berlindung di sebuah tempat untuk melindungi diri mereka dari virus corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
Gubernur sejumlah negara bagian, termasuk New York, telah menunda pelonggaran pembatasan karena khawatir akan memicu gelombang kedua infeksi COVID-19.
"Semua orang berbicara tentang pembukaan kembali. Saya mengerti," kata Gubernur New York Andrew Cuomo. Menurutnya, keputusan apa pun tidak boleh dibuat berdasarkan politik atau emosi atau sebagai reaksi terhadap protes.
"Kami ingin membuka kembali, tetapi kami ingin melakukannya tanpa menginfeksi lebih banyak orang atau membuat sistem rumah sakit kewalahan," kata Cuomo, seraya menambahkan bahwa jumlah kematian negara bagian yang dia pimpin telah bertambah 335 orang.
Lihat Juga: 3 Alasan Donald Trump akan Tetap Berpihak pada Israel, Salah Satunya Anggap Palestina Tak Mau Berdamai
Sekitar selusin negara bagian mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.
Survei Reuters/Ipsos bulan ini menemukan bahwa mayoritas warga Amerika bipartisan ingin berlindung di sebuah tempat untuk melindungi diri mereka dari virus corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
Gubernur sejumlah negara bagian, termasuk New York, telah menunda pelonggaran pembatasan karena khawatir akan memicu gelombang kedua infeksi COVID-19.
"Semua orang berbicara tentang pembukaan kembali. Saya mengerti," kata Gubernur New York Andrew Cuomo. Menurutnya, keputusan apa pun tidak boleh dibuat berdasarkan politik atau emosi atau sebagai reaksi terhadap protes.
"Kami ingin membuka kembali, tetapi kami ingin melakukannya tanpa menginfeksi lebih banyak orang atau membuat sistem rumah sakit kewalahan," kata Cuomo, seraya menambahkan bahwa jumlah kematian negara bagian yang dia pimpin telah bertambah 335 orang.
Lihat Juga: 3 Alasan Donald Trump akan Tetap Berpihak pada Israel, Salah Satunya Anggap Palestina Tak Mau Berdamai
(min)
tulis komentar anda