Melonjak Tajam, Korban Tewas Banjir Libya Tembus 11.300 Jiwa
Jum'at, 15 September 2023 - 16:19 WIB
Kantor Wali Kota mengatakan bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 20.000 orang – sekitar seperlima dari populasi kota – berdasarkan perkiraan mereka yang tinggal di daerah yang tersapu banjir.
Badan cuaca dan iklim PBB mengatakan sebagian besar kematian sebenarnya bisa dihindari jika pihak berwenang mempunyai sistem peringatan yang lebih baik.
“Mereka bisa saja mengeluarkan peringatan dan pasukan manajemen darurat bisa melakukan evakuasi warga, dan kita bisa menghindari sebagian besar korban jiwa,” kata Petteri Taalas, kepala Organisasi Meteorologi Dunia, kepada wartawan di Jenewa menurut kantor berita AFP.
Badan tersebut mengatakan minggu ini bahwa mereka mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum bendungan runtuh, termasuk menghubungi pihak berwenang Libya dan membuat pernyataan kepada media.
Hal ini menyebabkan keadaan darurat diumumkan di negara Afrika Utara tersebut.
Sehari sebelum badai melanda Libya, Wali Kota mengatakan pada konferensi pers bahwa beberapa daerah di sekitar bendungan harus dievakuasi. Namun komite darurat yang dibentuk oleh Kementerian Dalam Negeri di wilayah timur malah memerintahkan jam malam.
Juru bicara wali kota juga mengatakan bendungan di kota tersebut tidak lagi dirawat sejak tahun 2008 karena perselisihan politik di Libya.
Presiden Dewan Kepresidenan Libya, Mohamed Manfi, mengatakan di X, jejaring sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa jaksa penuntut umum di negara tersebut akan membuka penyelidikan atas kemungkinan kelalaian yang berkontribusi terhadap bencana tersebut.
Badan cuaca dan iklim PBB mengatakan sebagian besar kematian sebenarnya bisa dihindari jika pihak berwenang mempunyai sistem peringatan yang lebih baik.
“Mereka bisa saja mengeluarkan peringatan dan pasukan manajemen darurat bisa melakukan evakuasi warga, dan kita bisa menghindari sebagian besar korban jiwa,” kata Petteri Taalas, kepala Organisasi Meteorologi Dunia, kepada wartawan di Jenewa menurut kantor berita AFP.
Badan tersebut mengatakan minggu ini bahwa mereka mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum bendungan runtuh, termasuk menghubungi pihak berwenang Libya dan membuat pernyataan kepada media.
Hal ini menyebabkan keadaan darurat diumumkan di negara Afrika Utara tersebut.
Sehari sebelum badai melanda Libya, Wali Kota mengatakan pada konferensi pers bahwa beberapa daerah di sekitar bendungan harus dievakuasi. Namun komite darurat yang dibentuk oleh Kementerian Dalam Negeri di wilayah timur malah memerintahkan jam malam.
Juru bicara wali kota juga mengatakan bendungan di kota tersebut tidak lagi dirawat sejak tahun 2008 karena perselisihan politik di Libya.
Presiden Dewan Kepresidenan Libya, Mohamed Manfi, mengatakan di X, jejaring sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa jaksa penuntut umum di negara tersebut akan membuka penyelidikan atas kemungkinan kelalaian yang berkontribusi terhadap bencana tersebut.
tulis komentar anda