Mengapa Bendungan Sungai Nil yang Dibangun Ethiopia Bisa Memicu Perang Baru dengan Mesir?

Rabu, 13 September 2023 - 05:45 WIB
Air Nil juga digunakan untuk mengisi Danau Nasser, reservoir pembangkit listrik tenaga air milik Mesir, Bendungan Tinggi Aswan.

Sudan, dengan populasi 48 juta jiwa, juga sangat bergantung pada air dari Sungai Nil.

Kedua negara mempertanyakan apakah Ethiopia akan membiarkan cukup air mengalir ke wilayah mereka di masa depan.

“Langkah-langkah sepihak Ethiopia dianggap mengabaikan kepentingan dan hak negara-negara hilir dan keamanan air mereka,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir.

Mereka berpendapat bahwa pengurangan air Sungai Nil sebesar 2% dapat mengakibatkan hilangnya 200.000 hektar lahan irigasi.

Rendahnya permukaan sungai juga dapat mempengaruhi transportasi di Sungai Nil.

“Kekhawatiran utama Mesir adalah operasi Gerd dalam jangka panjang setelah tahap pengisian awal,” kata Mohammed Basheer, dari Universitas Toronto, dilansir BBC.

“Tidak ada kesepakatan mengenai bagaimana Gerd harus dikelola selama dan setelah periode kekeringan. Ethiopia mungkin akan mengadopsi pendekatan yang memaksimalkan pembangkitan listrik setelah kekeringan, yang akan berdampak buruk bagi Mesir.”

Ethiopia mengisi bendungan tersebut dalam jangka waktu tiga tahun, menolak argumen Mesir yang mengatakan bahwa hal tersebut harus memakan waktu 12 hingga 21 tahun sebagai hal yang tidak dapat diterima.

Meskipun Sudan terkena dampak ketinggian air di Sungai Nil seperti halnya Mesir, respons negara tersebut terhadap bendungan dibatasi oleh konflik di negara tersebut.

4. Memicu Konflik sejak 2011



Foto/Reuters

Bendungan tersebut telah menjadi sumber perselisihan antar negara sejak pembangunannya dimulai pada tahun 2011.

Sebuah perjanjian tahun 1929 (serta perjanjian lain tahun 1959) memberi Mesir dan Sudan hak atas hampir seluruh perairan Sungai Nil.

Hal ini juga memberi mereka hak untuk memveto proyek-proyek yang dilakukan oleh negara-negara hulu (seperti Ethiopia) yang akan menghilangkan bagian mereka atas air.

Ethiopia mengatakan pihaknya tidak boleh terikat oleh perjanjian lama ini, dan memutuskan untuk mulai membangun bendungan selama Musim Semi Arab, ketika terjadi kekacauan politik di Mesir.

Mesir, Sudan dan Ethiopia menandatangani perjanjian baru pada tahun 2015, namun pembicaraan mengenai bagaimana Ethiopia menggunakan air Nil untuk mengisi bendungan berulang kali gagal.

Pada tahun 2019, International Crisis Group – sebuah organisasi yang bekerja untuk mencegah perang – memperingatkan bahwa konflik bersenjata mungkin terjadi.

AS melakukan intervensi pada tahun 2019, untuk mencoba mencapai kesepakatan antara Mesir dan Ethiopia, tetapi tidak berhasil.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More