Belajar dari Sri Lanka, Bangladesh Waspadai Skema Belt and Road China
Kamis, 17 Agustus 2023 - 10:30 WIB
OCAB memandang 2023 sebagai tahun yang sangat istimewa. Musim dingin serta pandemi telah berakhir, dan musim semi telah tiba. Penerbangan antara Bangladesh dan China meningkat. Ekonomi dan kegiatan budaya mulai meningkat. Sudah lebih banyak warga China datang ke Bangladesh, dan begitu juga sebaliknya.
"Kami di sini untuk mencari hubungan yang saling menguntungkan antara Bangladesh dan China. Bersama-sama kita harus menjaga perdamaian dan kemakmuran kedua negara untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi kita,” kata Calvin.
Berbicara pada acara tersebut, Shah Mohammad Mahboob, direktur jenderal Promosi Investasi Internasional dari Otoritas Pengembangan Investasi Bangladesh (BIDA), mengatakan bahwa lingkungan bisnis di Bangladesh telah menandai peningkatan bertahap dalam beberapa tahun terakhir karena negara tersebut telah menjadi pusat investasi di kawasan Asia Selatan.
Dia juga mengatakan BIDA bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait memastikan Layanan Satu Atap kepada pengusaha dan bisnis untuk berinvestasi di berbagai sektor.
Direktur Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong di Bangkok, Sheung-yuen Lee, dalam pidatonya mengatakan bahwa Hong Kong telah menjadi salah satu investor terkemuka di Bangladesh, menggelontorkan USD1,8 miliar hingga saat ini, terutama di sektor tekstil dan energi. Nilai perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD1 miliar.
Pemerintah Hong Kong juga akan memberikan tambahan USD183 juta kepada Otoritas Pelabuhan Payra dari Bangladesh Infrastructure Development Fund (BIDF). Ini akan membuat jumlah total yang dikeluarkan untuk otoritas pelabuhan Layra menjadi USD266,38 juta.
Bank Bangladesh akan memberikan jumlah tersebut kepada Bank Sonali untuk membayar tagihan Jundunul NV yang berbasis di Belgia, kontraktor Pengerukan Modal dan Pemeliharaan Saluran Ramnabad dari proyek Pelabuhan Payra, kata seorang pejabat bank sentral, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
BIDF didirikan pada Maret 2021 untuk membiayai proyek pembangunan di Bangladesh dengan menggunakan cadangan devisa. Sejauh ini, proyek Pelabuhan Payra adalah satu-satunya proyek yang didanai BIDF, dengan USD83 juta telah dicairkan dalam empat tahap.
Berdasarkan perjanjian tripartit, Otoritas Pelabuhan Payra akan menerima pinjaman sebesar USD564,88 juta dari pemerintah melalui Bank Sonali selama tiga tahun ke depan, yang akan dilunasi dalam tujuh tahun dengan tingkat bunga 2 persen. Setengah dari bunga akan masuk ke BIDF dan setengah lainnya ke Bank Sonali.
"Kami di sini untuk mencari hubungan yang saling menguntungkan antara Bangladesh dan China. Bersama-sama kita harus menjaga perdamaian dan kemakmuran kedua negara untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi kita,” kata Calvin.
Berbicara pada acara tersebut, Shah Mohammad Mahboob, direktur jenderal Promosi Investasi Internasional dari Otoritas Pengembangan Investasi Bangladesh (BIDA), mengatakan bahwa lingkungan bisnis di Bangladesh telah menandai peningkatan bertahap dalam beberapa tahun terakhir karena negara tersebut telah menjadi pusat investasi di kawasan Asia Selatan.
Dia juga mengatakan BIDA bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait memastikan Layanan Satu Atap kepada pengusaha dan bisnis untuk berinvestasi di berbagai sektor.
Pelabuhan Payra
Direktur Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong di Bangkok, Sheung-yuen Lee, dalam pidatonya mengatakan bahwa Hong Kong telah menjadi salah satu investor terkemuka di Bangladesh, menggelontorkan USD1,8 miliar hingga saat ini, terutama di sektor tekstil dan energi. Nilai perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD1 miliar.
Pemerintah Hong Kong juga akan memberikan tambahan USD183 juta kepada Otoritas Pelabuhan Payra dari Bangladesh Infrastructure Development Fund (BIDF). Ini akan membuat jumlah total yang dikeluarkan untuk otoritas pelabuhan Layra menjadi USD266,38 juta.
Bank Bangladesh akan memberikan jumlah tersebut kepada Bank Sonali untuk membayar tagihan Jundunul NV yang berbasis di Belgia, kontraktor Pengerukan Modal dan Pemeliharaan Saluran Ramnabad dari proyek Pelabuhan Payra, kata seorang pejabat bank sentral, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
BIDF didirikan pada Maret 2021 untuk membiayai proyek pembangunan di Bangladesh dengan menggunakan cadangan devisa. Sejauh ini, proyek Pelabuhan Payra adalah satu-satunya proyek yang didanai BIDF, dengan USD83 juta telah dicairkan dalam empat tahap.
Berdasarkan perjanjian tripartit, Otoritas Pelabuhan Payra akan menerima pinjaman sebesar USD564,88 juta dari pemerintah melalui Bank Sonali selama tiga tahun ke depan, yang akan dilunasi dalam tujuh tahun dengan tingkat bunga 2 persen. Setengah dari bunga akan masuk ke BIDF dan setengah lainnya ke Bank Sonali.
Lihat Juga :
tulis komentar anda