Belajar dari Sri Lanka, Bangladesh Waspadai Skema Belt and Road China
Kamis, 17 Agustus 2023 - 10:30 WIB
Meski dikhawatirkan pencairan dana tersebut akan semakin menurunkan cadangan devisa, bank sentral diperkirakan akan mencairkan dana tersebut sesuai kesepakatan.
Pada 8 Februari, cadangan devisa Bangladesh adalah USD32.639 juta, menurut data bank sentral. Dana Moneter Internasional (IMF) juga baru-baru ini menyatakan dalam persyaratan pinjamannya ke Bangladesh bahwa negara tersebut harus mengecualikan dana seperti BIDF saat menghitung cadangan devisanya.
Direktur proyek tersebut, Rajiv Tripura, menolak mengomentari pencairan dana saat dihubungi awak media. Pejabat Bank Sonali mengonfirmasi bahwa Otoritas Pelabuhan Payra telah mengajukan dana, dan proses pencairan dari bank sentral sedang berlangsung.
Seorang pejabat Bank Bangladesh yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan dana itu akan dikeluarkan di tengah krisis cadangan devisa yang sedang berlangsung karena ada kesepakatan mengenai hal itu. Namun, dia mengatakan keputusan telah diambil untuk tidak lagi mendanai proyek-proyek di bawah BIDF untuk saat ini.
Pengerukan Modal dan Pemeliharaan proyek Saluran Ramnabad akan membuat saluran sepanjang 75 kilometer dengan kedalaman 10,5 meter, memungkinkan kapal berkapasitas 40.000 ton menggunakan Pelabuhan Payra.
"Bangladesh harus bekerja dengan sangat hati-hati dalam skema keuangan China. Sri Lanka dan Pakistan membayar mahal karena tidak mampu membayar kembali pinjaman China," kata mantan penasihat untuk pemerintah interim Bangladesh Dr Wahid Uddin Mahmud
Dr Zahid Hussain, mantan kepala ekonom Bank Dunia, mengatakan, "Bangladesh harus mengurangi ketergantungannya pada utang luar negeri. Tantangan seperti krisis dolar dan anomali dalam sistem perbankan telah membuat keadaan menjadi tidak pasti."
"Jadi, pihak berwenang Bangladesh harus mengambil setiap langkah dengan sangat hati-hati," pungkas Hussain.
Pada 8 Februari, cadangan devisa Bangladesh adalah USD32.639 juta, menurut data bank sentral. Dana Moneter Internasional (IMF) juga baru-baru ini menyatakan dalam persyaratan pinjamannya ke Bangladesh bahwa negara tersebut harus mengecualikan dana seperti BIDF saat menghitung cadangan devisanya.
Direktur proyek tersebut, Rajiv Tripura, menolak mengomentari pencairan dana saat dihubungi awak media. Pejabat Bank Sonali mengonfirmasi bahwa Otoritas Pelabuhan Payra telah mengajukan dana, dan proses pencairan dari bank sentral sedang berlangsung.
Utang Luar Negeri
Seorang pejabat Bank Bangladesh yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan dana itu akan dikeluarkan di tengah krisis cadangan devisa yang sedang berlangsung karena ada kesepakatan mengenai hal itu. Namun, dia mengatakan keputusan telah diambil untuk tidak lagi mendanai proyek-proyek di bawah BIDF untuk saat ini.
Pengerukan Modal dan Pemeliharaan proyek Saluran Ramnabad akan membuat saluran sepanjang 75 kilometer dengan kedalaman 10,5 meter, memungkinkan kapal berkapasitas 40.000 ton menggunakan Pelabuhan Payra.
"Bangladesh harus bekerja dengan sangat hati-hati dalam skema keuangan China. Sri Lanka dan Pakistan membayar mahal karena tidak mampu membayar kembali pinjaman China," kata mantan penasihat untuk pemerintah interim Bangladesh Dr Wahid Uddin Mahmud
Dr Zahid Hussain, mantan kepala ekonom Bank Dunia, mengatakan, "Bangladesh harus mengurangi ketergantungannya pada utang luar negeri. Tantangan seperti krisis dolar dan anomali dalam sistem perbankan telah membuat keadaan menjadi tidak pasti."
"Jadi, pihak berwenang Bangladesh harus mengambil setiap langkah dengan sangat hati-hati," pungkas Hussain.
tulis komentar anda