Belajar dari Sri Lanka, Bangladesh Waspadai Skema Belt and Road China
Kamis, 17 Agustus 2023 - 10:30 WIB
"Setelah (krisis ekonomi) Sri Lanka, kami merasa otoritas China tidak memperhatikan aspek khusus ini, padahal itu sangat, sangat penting," tegasnya.
Menurut laporan tahunan Bank Bangladesh, China menginvestasikan USD465,17 juta (13,5% dari total investasi asing langsung di Bangladesh) dan Hong Kong menginvestasikan USD179,22 juta (5,2%) pada periode Juli-Juni di tahun fiskal 2022, menjadikan nilai total investasi China di angka USD644,30 juta.
Amerika Serikat adalah investor teratas dengan investasi USD661,12 juta pada tahun fiskal 2022, yang merupakan 19,2 persen dari total investasi asing langsung, menurut laporan bank sentral.
Sebuah perusahaan China yang 100 persen berorientasi ekspor bernama South China Bleaching and Dyeing Limited telah menginvestasikan USD150 juta di Dhaka Export Processing Zone (EPZ) dengan mempekerjakan 10.000 pekerja dan karyawan. Sebagai organisasi multinasional yang berkembang pesat di Bangladesh, South China Limited telah mendapatkan reputasi yang kuat, baik secara lokal maupun global, di sektor tekstil dan pakaian selama bertahun-tahun.
Dengan teknologi canggih dan tim manajemen kompeten, perusahaan tersebut telah berhasil mengukir mereknya di seluruh dunia sebagai produsen produk tekstil yang andal.
Menekankan pada people-to-people contact, Calvin Ngan, yang juga Managing Director South China Ltd, mengatakan, "Di China, Tahun Baru Imlek juga berarti perayaan Musim Semi. Ini adalah momen untuk berkumpul, untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan untuk memberikan berkat kepada teman dan keluarga kita."
"Asosiasi China Perantauan di Bangladesh (OCAB) adalah rumah bagi semua China di Bangladesh. Misi kami adalah membina hubungan antara dua negara dan dua budaya. Selama dua tahun terakhir, organisasi kami telah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mendistribusikan vaksin dan menyumbangkan alat pelindung diri (APD) kepada orang-orang," kata Calvin, seperti dikutip dari Daily Asian Age.
"Pandemi dalam tiga tahun terakhir telah menjadi badai musim dingin bagi banyak orang. Ketakutan dan kekhawatiran membayangi kepala kita. Kita menghadapi dan mengatasi tantangan yang tidak terlihat pada generasi kita," paparnya.
Investasi China di Bangladesh
Menurut laporan tahunan Bank Bangladesh, China menginvestasikan USD465,17 juta (13,5% dari total investasi asing langsung di Bangladesh) dan Hong Kong menginvestasikan USD179,22 juta (5,2%) pada periode Juli-Juni di tahun fiskal 2022, menjadikan nilai total investasi China di angka USD644,30 juta.
Amerika Serikat adalah investor teratas dengan investasi USD661,12 juta pada tahun fiskal 2022, yang merupakan 19,2 persen dari total investasi asing langsung, menurut laporan bank sentral.
Sebuah perusahaan China yang 100 persen berorientasi ekspor bernama South China Bleaching and Dyeing Limited telah menginvestasikan USD150 juta di Dhaka Export Processing Zone (EPZ) dengan mempekerjakan 10.000 pekerja dan karyawan. Sebagai organisasi multinasional yang berkembang pesat di Bangladesh, South China Limited telah mendapatkan reputasi yang kuat, baik secara lokal maupun global, di sektor tekstil dan pakaian selama bertahun-tahun.
Dengan teknologi canggih dan tim manajemen kompeten, perusahaan tersebut telah berhasil mengukir mereknya di seluruh dunia sebagai produsen produk tekstil yang andal.
Menekankan pada people-to-people contact, Calvin Ngan, yang juga Managing Director South China Ltd, mengatakan, "Di China, Tahun Baru Imlek juga berarti perayaan Musim Semi. Ini adalah momen untuk berkumpul, untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan untuk memberikan berkat kepada teman dan keluarga kita."
"Asosiasi China Perantauan di Bangladesh (OCAB) adalah rumah bagi semua China di Bangladesh. Misi kami adalah membina hubungan antara dua negara dan dua budaya. Selama dua tahun terakhir, organisasi kami telah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mendistribusikan vaksin dan menyumbangkan alat pelindung diri (APD) kepada orang-orang," kata Calvin, seperti dikutip dari Daily Asian Age.
"Pandemi dalam tiga tahun terakhir telah menjadi badai musim dingin bagi banyak orang. Ketakutan dan kekhawatiran membayangi kepala kita. Kita menghadapi dan mengatasi tantangan yang tidak terlihat pada generasi kita," paparnya.
tulis komentar anda