China Terus Dorong Sinifikasi, Warga Tibet Khawatirkan Genosida Kultural
Rabu, 09 Agustus 2023 - 14:58 WIB
Dalam sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan Rand Europe Research Institute, dikemukakan bahwa Beijing telah memperluas penggunaan pusat penahanan dengan keamanan tinggi sebagai alat represi di Tibet.
Laporan tersebut mengungkapkan rancangan jahat dari strategi “pemeliharaan stabilitas” China di mana orang-orang Tibet yang tidak bersalah ditahan, dihukum, dan dianiaya, bahkan untuk protes tanpa kekerasan kecil atau karena mengungkapkan perbedaan pendapat. Laporan tersebut mencatat bahwa ada lebih dari 79 pusat penahanan yang tersebar di hampir semua kota dan desa di Tibet.
Strategi utama sebagai bagian dari proses sinifikasi PKC adalah tetap menggabungkan hampir semua wilayah di Tibet di bawah cengkeramannya sendiri. Rencana suksesi Dalai Lama ke-14 juga merupakan bagian integral dari strategi ini.
Dengan dapat memasang calonnya sendiri sebagai Dalai Lama berikutnya, China bertujuan mendapatkan beberapa poin dalam perang persepsi dan memperkuat legitimasinya. Laporan terbaru yang diterbitkan oleh Jaringan Tibet Internasional dan Pusat Keadilan Tibet menyoroti temuan dari dua dokumen penting internal PKC yang menguraikan tentang persiapan ekstensif China untuk era pasca-Dalai Lama.
Rancangan China untuk sinifikasi Tibet menimbulkan keprihatinan bagi seluruh dunia. Sebagai kekuatan baru yang menampilkan agenda ekspansionis dan agresif baik di ranah domestik maupun internasional, tindakan China di Tibet adalah pengingat bagi dunia tentang apa yang akan terjadi jika tindakan agresif China tidak dihentikan.
Menyerukan China atas kebijakan represifnya di Tibet tidak hanya berkaitan dengan masa depan jutaan warga Tibet, tetapi juga untuk menghalangi langkah agresi yang sedang dibangun China, baik terhadap Uighur, Taiwan, atau bahkan India.
Pemerintah China sejauh ini belum berkomentar atas laporan terbaru tentang sinifikasi di Tibet.
Laporan tersebut mengungkapkan rancangan jahat dari strategi “pemeliharaan stabilitas” China di mana orang-orang Tibet yang tidak bersalah ditahan, dihukum, dan dianiaya, bahkan untuk protes tanpa kekerasan kecil atau karena mengungkapkan perbedaan pendapat. Laporan tersebut mencatat bahwa ada lebih dari 79 pusat penahanan yang tersebar di hampir semua kota dan desa di Tibet.
Strategi utama sebagai bagian dari proses sinifikasi PKC adalah tetap menggabungkan hampir semua wilayah di Tibet di bawah cengkeramannya sendiri. Rencana suksesi Dalai Lama ke-14 juga merupakan bagian integral dari strategi ini.
Dengan dapat memasang calonnya sendiri sebagai Dalai Lama berikutnya, China bertujuan mendapatkan beberapa poin dalam perang persepsi dan memperkuat legitimasinya. Laporan terbaru yang diterbitkan oleh Jaringan Tibet Internasional dan Pusat Keadilan Tibet menyoroti temuan dari dua dokumen penting internal PKC yang menguraikan tentang persiapan ekstensif China untuk era pasca-Dalai Lama.
Rancangan China untuk sinifikasi Tibet menimbulkan keprihatinan bagi seluruh dunia. Sebagai kekuatan baru yang menampilkan agenda ekspansionis dan agresif baik di ranah domestik maupun internasional, tindakan China di Tibet adalah pengingat bagi dunia tentang apa yang akan terjadi jika tindakan agresif China tidak dihentikan.
Menyerukan China atas kebijakan represifnya di Tibet tidak hanya berkaitan dengan masa depan jutaan warga Tibet, tetapi juga untuk menghalangi langkah agresi yang sedang dibangun China, baik terhadap Uighur, Taiwan, atau bahkan India.
Pemerintah China sejauh ini belum berkomentar atas laporan terbaru tentang sinifikasi di Tibet.
(mas)
tulis komentar anda