China Terus Dorong Sinifikasi, Warga Tibet Khawatirkan Genosida Kultural

Rabu, 09 Agustus 2023 - 14:58 WIB
Upaya sinifikasi China di Tibet dikhawatirkan menjadi genosida kultural di wilayah tersebut. Foto/REUTERS
BEIJING - China telah memperketat cengkeramannya terhadap Tibet setelah menganeksasi wilayah tersebut sejak lebih dari 70 tahun silam. Beijing selama ini mengeklaim tindakannya terhadap wilayah itu sebagai "pembebasan damai dari pemerintahan teokratis".

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi telah dijadikan alasan oleh China dalam memindahkan warga etnis Han dalam jumlah besar ke Tibet.

Namun, agenda di balik langkah ini diduga adalah membuat etnis Han bermukim di sana, dan dengan begitu mengubah demografi Tibet yang akan memfasilitasi proses sinifikasi.

Sinifikasi adalah proses di mana China memberlakukan budayanya, seperti bahasa dan gaya hidup, secara khusus etnis Han, terhadap masyarakat non-Han.





Pola ini dapat dilihat tidak hanya di kalangan masyarakat Tibet, tapi juga grup minoritas lain di China seperti Uighur.

Beijing secara konsisten telah menggabungkan strategi merelokasi Han di Tibet dengan elemen supresi dan koersi. Masyarakat Tibet, seperti dikutip kantor berita EFE, menganggap proses sinifikasi tersebut tak lain dan tak bukan sebagai genosida kultural.

Bukan fenomena baru, sinifikasi sudah ada sejak era Mao Zedong. Sejak 1950-an, Republik Rakyat China sudah mulai mengisi sejumlah wilayah jarang penduduk dengan membawa masyarakat dari area-area urban di sisi timur.

Xiafang atau "Gerakan Naik ke Pegunungan dan Turun ke Pedesaan” adalah sebuah gerakan mobilisasi masif yang digagas Partai Komunis China dengan tujuan "mengintegrasikan" etnis minoritas dengan kelompok masyarakat mainstream China. Gerakan ini juga bertujuan untuk membantu meningkatkan sektor pertumbuhan ekonomi China.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More