5 Agama Warga Negara Denmark, Mayoritas Pendeta Adalah Perempuan

Senin, 31 Juli 2023 - 14:29 WIB

3. Yahudi

Selama lebih dari 400 tahun, orang Yahudi telah mempraktikkan agama mereka di Denmark. Sinagog Agung Kopenhagen didirikan pada tahun 1833 dan kebaktian masih diadakan.

Selama pendudukan Jerman di Denmark (1940-45), Raja Christian X membayar banyak orang Yahudi untuk melarikan diri ke Swedia yang netral. Namun, cerita yang sering diulang bahwa raja sendiri mengenakan bintang kuning Daud yang menentang penjajah Jerman tidak benar. Komunitas Yahudi saat ini di Denmark sangat kecil.

Pada dekade-dekade awal abad ke-20, masuknya orang-orang Yahudi Eropa Timur yang lebih sekuler, berbahasa Yiddish. Hampir 99% orang Yahudi Denmark selamat dari Holocaust, sebagian karena tindakan perlawanan Denmark, dan tawaran suaka pemerintah Swedia kepada orang Yahudi Denmark.

Saat ini ada sekitar 6.000 etnis Yahudi di Denmark, 1700 di antaranya menjadi anggota organisasi resmi Komunitas Yahudi di Denmark.

4. Iman Baha'i

Keyakinan Baha'i tiba di Denmark pada tahun 1925, tetapi pengaruhnya tidak banyak sampai kedatangan perintis Amerika pada tahun 1946. Majelis Spiritual Nasional dibentuk pada tahun 1962. Pada tahun 2005, diperkirakan ada sekitar 1.251 penganut Baha'i di dalam negeri.

5. Buddha

Buddha di Denmark dibawa kembali dari ekspedisi yang menjelajahi anak benua India. Minat awal terutama dari para intelektual, penulis, Buddhologists dan Philologists. Pada tahun 1921, Christian F. Melbye mendirikan Perhimpunan Buddhis pertama di Denmark, tetapi kemudian dibubarkan pada tahun 1950 sebelum kematiannya pada tahun 1953.

Pada tahun 1950-an, terjadi kebangkitan minat terhadap Buddhisme, terutama Buddhisme Tibet dan Hannah dan Ole Nydahl, mendirikan pusat Buddhis Karma Kagyu pertama di Kopenhagen. Gelombang ketiga agama Buddha datang pada 1980-an, ketika para pengungsi dari Vietnam, Sri Lanka, dan China datang ke Denmark.

Pada tahun 2009 Universitas Aarhus memperkirakan ada 20.000 pemeluk Buddha di Denmark.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More