Jurnalis Rusia Tewas, Moskow Tuding Barat Bertanggung Jawab dan Bersumpah Akan Balas Dendam

Minggu, 23 Juli 2023 - 13:28 WIB
Rusia tuding Barat bertanggung jawab atas tewasnya jurnalis Rostislav Zhuravlev dan bersumpah akan balas dendam. Foto/Reuters
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan kematian seorang jurnalis negara itu di Ukraina adalah kejahatan keji dan terencana yang dilakukan oleh kekuatan Barat dan Kiev. Rusia pun bersumpah akan merespons mereka yang bersalah.

Koresponden kantor berita Rusia RIA Novosti, Rostislav Zhuravlev, dilaporkan tewas oleh serangan Ukraina saat dia meliput pertempuran di Wilayah Zaporizhzhia.

"Semuanya menunjukkan bahwa serangan terhadap kelompok jurnalis itu dilakukan secara kebetulan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir dari Al Jazeera, Minggu (23/7/2023).



Menurut kementerian, para jurnalis sedang mengumpulkan bahan untuk laporan tentang pengeboman oleh militan rezim Kiev terhadap pemukiman di wilayah Zaporizhzhia menggunakan munisi tandan yang dilarang di banya negara seluruh dunia.



Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusa, Maria Zakharova, mengecam apa yang disebutnya sebagai "teror kriminal" oleh Ukraina dan mengatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa serangan itu tampaknya disengaja.

“Mereka yang bertanggung jawab atas pembalasan brutal terhadap jurnalis Rusia pasti akan menerima hukuman yang pantas,” katanya.

Dia juga mengatakan tanggung jawab atas pembunuhan itu juga terletak pada mereka yang memasok munisi tandan ke Ukraina.

“Mereka yang bertanggung jawab atas pembalasan brutal terhadap jurnalis Rusia pasti akan menerima hukuman yang pantas,” katanya.

Kantor berita Rusia, RIA Novosti, melaporkan Zhuravlev dibunuh di dekat garis depan desa Piatykhatky.



Tidak ada komentar segera tersedia dari Ukraina pada insiden tersebut.

Ukraina bulan ini menerima bom cluster dari AS, tetapi telah berjanji untuk menggunakannya hanya untuk mengusir lokasi yang menjadi tempat konsentrasi musuh. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby minggu ini mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menggunakannya dengan tepat dan efektif melawan formasi Rusia.

Senjata semacam itu berisi lusinan bom kecil yang menghujani pecahan peluru di area yang luas, tetapi dilarang di banyak negara karena potensi bahayanya bagi warga sipil. Ukraina telah berulang kali mengatakan penggunaannya akan terbatas pada medan perang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Rusia sendiri telah berulang kali menggunakan munisi tandan selama perang.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More