Presiden Abbas Sebut Jenin sebagai Ikon Perjuangan Palestina
Kamis, 13 Juli 2023 - 00:25 WIB
Abbas melakukan perjalanan dengan helikopter dari Ramallah, pusat Otoritas Palestina, untuk kunjungan yang berlangsung hampir satu jam itu.
Presiden Palestina didampingi oleh calon penggantinya, termasuk perdana menteri Palestina Mohammed Shtayyeh dan Hussein Al-Sheikh, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina.
Abbas menggunakan pidatonya untuk mengeluarkan ancaman terselubung pada kelompok bersenjata yang “merusak” keamanan Palestina.
“Akan ada satu otoritas dan satu pasukan keamanan. Siapa pun yang berusaha merusak persatuan dan keamanannya akan menghadapi konsekuensinya... Setiap tangan yang ingin menyakiti rakyat dan stabilitasnya akan dipotong,” katanya.
Sebelum kedatangan Abbas, sekelompok anak meneriakkan "Katiba, Katiba, Katiba" di kamp untuk mendukung kelompok bersenjata lokal Brigade Jenin.
Alaa Washahi, 27, berbicara setelah kepergian Abbas, membela kelompok pejuang Palestina di kamp tersebut.
“Brigade Jenin adalah kebanggaan dan kehormatan kami… kehadiran mereka adalah bagian dari keberadaan kami,” kata penghuni kamp tersebut.
“Sebenarnya kami menderita karena kelalaian pejabat (Palestina). Inilah yang harus dilihat oleh presiden dengan matanya sendiri.”
Kamp Jenin didirikan pada tahun 1953 untuk menampung sebagian dari 760.000 orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka pada tahun 1948 ketika Israel didirikan, sebuah peristiwa yang oleh orang Palestina disebut sebagai “Nakba” atau “malapetaka.”
Seiring waktu, tenda asli kamp telah diganti dengan bangunan beton, dan sekarang menyerupai lingkungan perkotaan.
Presiden Palestina didampingi oleh calon penggantinya, termasuk perdana menteri Palestina Mohammed Shtayyeh dan Hussein Al-Sheikh, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina.
Abbas menggunakan pidatonya untuk mengeluarkan ancaman terselubung pada kelompok bersenjata yang “merusak” keamanan Palestina.
“Akan ada satu otoritas dan satu pasukan keamanan. Siapa pun yang berusaha merusak persatuan dan keamanannya akan menghadapi konsekuensinya... Setiap tangan yang ingin menyakiti rakyat dan stabilitasnya akan dipotong,” katanya.
Sebelum kedatangan Abbas, sekelompok anak meneriakkan "Katiba, Katiba, Katiba" di kamp untuk mendukung kelompok bersenjata lokal Brigade Jenin.
Alaa Washahi, 27, berbicara setelah kepergian Abbas, membela kelompok pejuang Palestina di kamp tersebut.
“Brigade Jenin adalah kebanggaan dan kehormatan kami… kehadiran mereka adalah bagian dari keberadaan kami,” kata penghuni kamp tersebut.
“Sebenarnya kami menderita karena kelalaian pejabat (Palestina). Inilah yang harus dilihat oleh presiden dengan matanya sendiri.”
Kamp Jenin didirikan pada tahun 1953 untuk menampung sebagian dari 760.000 orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka pada tahun 1948 ketika Israel didirikan, sebuah peristiwa yang oleh orang Palestina disebut sebagai “Nakba” atau “malapetaka.”
Seiring waktu, tenda asli kamp telah diganti dengan bangunan beton, dan sekarang menyerupai lingkungan perkotaan.
tulis komentar anda