5 Tantangan Pakistan Jadi Pasien IMF, Nomor 2 Kebijakan yang Mencekik Rakyat Kecil

Sabtu, 01 Juli 2023 - 18:36 WIB
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mendiskusikan kesepakatan utang. Foto/Reuters
ISLAMABAD - Dana Moneter Internasional (IMF) dan Pakistan telah mencapai kesepakatan utang senilai USD3 miliar yang lebih besar dari yang diharapkan. Itu menjadi paket penyelamatan menit terakhir untuk negara yang menghadapi krisis neraca pembayaran yang akut.

Islamabad berpacu dengan waktu untuk mencarikan utang senilai USD1,1 miliar. Apalagi, Pemerintah Pakistan telah mengalokasikan USD2,5 miliar dalam penerimaan eksternal dari IMF dalam anggaran federal untuk tahun anggaran 2024.

Padahal, Pakistan membutuhkan lebih dari USD22 miliar untuk melayani utang luar negeri, melakukan pembayaran bunga, dan membiayai neraca berjalannya pada 2024. Cadangan, sebesar USD3,5 miliar, berada pada tingkat kritis, cukup untuk menutupi hampir satu bulan impor yang terkendali.

Berikut adalah 5 fakta tentang tantangan yang dihadapi Pakistan menjadi pasien IMF.

1. Dukungan IMF untuk Menarik Investor



Foto/Reuters



SBA mengeluarkan hampir USD3 miliar atau 111% dari kuota IMF Pakistan. Perjanjian tersebut harus disetujui oleh Dewan Eksekutif IMF, yang diperkirakan akan mempertimbangkan permintaan tersebut pada pertengahan Juli.

Pakistan sebelumnya menyelesaikan delapan dari 11 tinjauan program yang terdaftar, dengan tinjauan kesembilan tertunda sejak November tahun lalu. Penundaan itu sudah yang terpanjang setidaknya sejak 2008.

Tinjauan kesembilan terhenti karena perbedaan antara dana dan Islamabad atas tindakan kebijakan, termasuk kebutuhan pembiayaan eksternal dan anggaran yang memenuhi tujuan program.

Kesepakatan yang sukses dengan IMF juga dapat membantu membuka kredit dari pemodal lain yang mencari tagihan kesehatan yang bersih dari IMF untuk ekonomi USD350 miliar yang sedang sakit. Ini termasuk mengumpulkan uang dari pasar swasta.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More