5 Fakta tentang Nahel M yang Memicu Kerusuhan di Prancis, Anak Migran Aljazair yang Suka Main Rugby
Kamis, 29 Juni 2023 - 22:55 WIB
Neneknya menyebut dia sebagai "anak yang baik dan baik".
"Menolak untuk berhenti tidak memberi Anda izin untuk membunuh," kata pemimpin Partai Sosialis Olivier Faure. "Semua anak Republik memiliki hak atas keadilan."
Foto/Reuters
Tidak luput dari perhatian bahwa keluarga Nahel berasal dari Aljazair. "Semoga Allah memberinya rahmat," bunyi spanduk yang dibentangkan di atas jalan lingkar Paris di luar stadion Parc des Princes.
"Kekerasan polisi terjadi setiap hari, terutama jika Anda orang Arab atau berkulit hitam," kata seorang pemuda di kota Prancis lainnya yang menyerukan keadilan bagi Nahel.
Kerusuhan yang dipicu oleh kematiannya menjadi pengingat bagi banyak orang di Prancis pada peristiwa tahun 2005, ketika dua remaja, Zyed Benna dan Bouna Traoré, disetrum saat mereka melarikan diri dari polisi setelah pertandingan sepak bola dan menabrak gardu listrik di Paris. pinggiran kota Clichy-sous-Bois.
"Bisa jadi saya, bisa saja adik laki-laki saya," kata seorang remaja Clichy bernama Mohammed kepada situs web Prancis Mediapart.
"Menolak untuk berhenti tidak memberi Anda izin untuk membunuh," kata pemimpin Partai Sosialis Olivier Faure. "Semua anak Republik memiliki hak atas keadilan."
3. Keturunan Migran Aljazair
Foto/Reuters
Tidak luput dari perhatian bahwa keluarga Nahel berasal dari Aljazair. "Semoga Allah memberinya rahmat," bunyi spanduk yang dibentangkan di atas jalan lingkar Paris di luar stadion Parc des Princes.
"Kekerasan polisi terjadi setiap hari, terutama jika Anda orang Arab atau berkulit hitam," kata seorang pemuda di kota Prancis lainnya yang menyerukan keadilan bagi Nahel.
4. Trauma yang Terulang
Kerusuhan yang dipicu oleh kematiannya menjadi pengingat bagi banyak orang di Prancis pada peristiwa tahun 2005, ketika dua remaja, Zyed Benna dan Bouna Traoré, disetrum saat mereka melarikan diri dari polisi setelah pertandingan sepak bola dan menabrak gardu listrik di Paris. pinggiran kota Clichy-sous-Bois.
"Bisa jadi saya, bisa saja adik laki-laki saya," kata seorang remaja Clichy bernama Mohammed kepada situs web Prancis Mediapart.
Lihat Juga :
tulis komentar anda