4 Negara Musuh AS Paling Berbahaya, 3 di Antaranya Punya Bom Nuklir
Sabtu, 17 Juni 2023 - 14:26 WIB
Negara dengan nama resmi Republik Rakyat China ini baru-baru ini muncul di puncak daftar rival AS, bahkan para pejabat Washington secara eksplisit menggambarkaannya sebagai musuh.
Terlepas dari permusuhan ini, kedua negara tetap mempertahankan hubungan diplomatik meski belakangan militer Beijing menolak panggilan telepon dari Pentagon.
Ketika Donald Trump berkuasa sebagai presiden AS, dan Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, yang sama agresifnya menyalahkan China karena penyebaran virus Corona. Trump memelestkannya sebagai "Kung flu", sementara Pompeo menyebutnya "flu Wuhan". China tentu saja tersinggung.
Saat berbicara dengan Hudson Institute di Washington DC pada 7 Juli, Direktur FBI Alexander Wray mengatakan China merupakan ancaman jangka panjang terbesar bagi masa depan AS.
Dia menyebutkan daftar panjang dugaan pelanggaran ringan oleh Beijing termasuk spionase, penargetan warga negara China di AS serta terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil. “China terlibat dalam upaya seluruh negeri untuk menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia dengan segala cara yang diperlukan,” katanya saat itu.
Di ranah militer, Beijing menjadi bagian dari kekuataan nuklir dunia dengan memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir. China tidak terikat perjanjian kontrol senjata nuklir dengan pihak mana pun.
Beijing juga bersaing dengan Amerika dalam pengembangan senjata hipersonik dan jet tempur generasi keenam.
Kedua negara saat ini berseteru di berbagai masalah, seperti krisis Laut China Selatan, krisis Taiwan, sengketa dagang, spionase, hingga masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Washington telah berkali-kali menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat dan enitas Beijing, termasuk Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu.
Terlepas dari permusuhan ini, kedua negara tetap mempertahankan hubungan diplomatik meski belakangan militer Beijing menolak panggilan telepon dari Pentagon.
Ketika Donald Trump berkuasa sebagai presiden AS, dan Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, yang sama agresifnya menyalahkan China karena penyebaran virus Corona. Trump memelestkannya sebagai "Kung flu", sementara Pompeo menyebutnya "flu Wuhan". China tentu saja tersinggung.
Saat berbicara dengan Hudson Institute di Washington DC pada 7 Juli, Direktur FBI Alexander Wray mengatakan China merupakan ancaman jangka panjang terbesar bagi masa depan AS.
Dia menyebutkan daftar panjang dugaan pelanggaran ringan oleh Beijing termasuk spionase, penargetan warga negara China di AS serta terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil. “China terlibat dalam upaya seluruh negeri untuk menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia dengan segala cara yang diperlukan,” katanya saat itu.
Di ranah militer, Beijing menjadi bagian dari kekuataan nuklir dunia dengan memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir. China tidak terikat perjanjian kontrol senjata nuklir dengan pihak mana pun.
Beijing juga bersaing dengan Amerika dalam pengembangan senjata hipersonik dan jet tempur generasi keenam.
Kedua negara saat ini berseteru di berbagai masalah, seperti krisis Laut China Selatan, krisis Taiwan, sengketa dagang, spionase, hingga masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Washington telah berkali-kali menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat dan enitas Beijing, termasuk Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu.
2. Rusia
tulis komentar anda