4 Negara Musuh AS Paling Berbahaya, 3 di Antaranya Punya Bom Nuklir

Sabtu, 17 Juni 2023 - 14:26 WIB
Ada empat negara yang menjadi musuh paling berbahaya bagi Amerika Serikat, tiga di antaranya bersenjata nuklir. Foto/REUTERS
JAKARTA - Ada empat negara, baik secara eksplisit maupun terang-terangan, menjadi musuh paling berbahaya bagi Amerika Serikat (AS). Tiga di antaranya memiliki senjata bom nuklir.

Laman World Population Review merinci ada sembilan negara yang menganggap Amerika sebagai musuh. Disebutkan sembilan negara itu adalah Iran, Suriah, Irak, Pakistan, Rusia, Korea Utara, Libya, Meksiko, dan Somalia.

Alasan penilaian itu karena retorika bermusuhan, ketegangan hubungan di masa lalu hingga sekarang, pengalaman getir pernah diinvasi, dan negara terkait menjadi sarang kelompok teroris yang dianggap membahayakan kepentingan Amerika.







4 Negara Musuh Amerika yang Paling Berbahaya



Di luar analisis World Population Review, ada negara kuat yang belakangan juga bermusuhan dengan Amerika—yakni China. Berikut empat negara musuh AS yang paling berbahaya:



1. China



Negara dengan nama resmi Republik Rakyat China ini baru-baru ini muncul di puncak daftar rival AS, bahkan para pejabat Washington secara eksplisit menggambarkaannya sebagai musuh.

Terlepas dari permusuhan ini, kedua negara tetap mempertahankan hubungan diplomatik meski belakangan militer Beijing menolak panggilan telepon dari Pentagon.

Ketika Donald Trump berkuasa sebagai presiden AS, dan Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, yang sama agresifnya menyalahkan China karena penyebaran virus Corona. Trump memelestkannya sebagai "Kung flu", sementara Pompeo menyebutnya "flu Wuhan". China tentu saja tersinggung.

Saat berbicara dengan Hudson Institute di Washington DC pada 7 Juli, Direktur FBI Alexander Wray mengatakan China merupakan ancaman jangka panjang terbesar bagi masa depan AS.

Dia menyebutkan daftar panjang dugaan pelanggaran ringan oleh Beijing termasuk spionase, penargetan warga negara China di AS serta terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil. “China terlibat dalam upaya seluruh negeri untuk menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia dengan segala cara yang diperlukan,” katanya saat itu.

Di ranah militer, Beijing menjadi bagian dari kekuataan nuklir dunia dengan memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir. China tidak terikat perjanjian kontrol senjata nuklir dengan pihak mana pun.

Beijing juga bersaing dengan Amerika dalam pengembangan senjata hipersonik dan jet tempur generasi keenam.

Kedua negara saat ini berseteru di berbagai masalah, seperti krisis Laut China Selatan, krisis Taiwan, sengketa dagang, spionase, hingga masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Washington telah berkali-kali menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat dan enitas Beijing, termasuk Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu.

2. Rusia



Permusuhan AS dan Rusia seperti warisan permusuhan dari Perang Dingin, yang kala itu Rusia masih menjadi Uni Soviet.

Sekarang, permusuhan keduanya semakin memanas setelah Amerika dan sekutunya nyaris tanpa henti memasok senjata ke Ukraina—negara yang sedang diinvasi Rusia.

Washington telah berkali-kali menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat, entitas, dan oligarki Moskow terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Aksi spionase dana saling usir diplomat kerap dilakukan kedua pihak.

Kedua negara juga bersaing di bidang militer. Pengembangan senjata nuklir, jet tempur siluman, rudal hipersonik dan persenjataan lainnya semakin gencar dilakukan Moskow dan Washington.

Rusia diperkirakan memiliki 6.257 hulu ledak nuklir, lebih banyak dari yang dimiliki AS sekitar 5.550.

3. Korea Utara



AS telah tanpa henti memusuhi Korea Utara sejak Perang Korea 1950-an. Gencatan senjata yang tidak nyaman mulai berlaku pada tahun 1953 menciptakan dua Korea—Korea Utara yang sosialis dan Korea Selatan yang pro Washington.

Amerika juga mempertahankan sejumlah besar pasukan di Korea Selatan.

Menolak tunduk, Korut yang dipimpin Kim Jong-un telah berkali-kali mengumbar ancaman serangan rudal terhadap Amerika dan sekutunya.

Selama bermusuhan, Washington tetap memainkan taktik sanksi terhadap rezim Kim Jong-un. Tapi, Kim Jong-un menunjukkan rezimnya tidak lemah dengan terus mengembangkan senjata nuklir dan berkali-kali menguji tembak rudal balistik yang membuat Korea Selatan dan Jepang kesal.

Pyongyang saat ini diperkirakan memiliki 20 hulu ledak nuklir, dan bersumpah akan terus meningkatkannya.

Washington dan Pyongyang tidak menjalin hubungan diplomatik. Komunikasi keduanya pun sulit.

4. Iran



Negara dengan nama resmi Republik Islam Iran ini juga masuk daftar ancaman terbesar bagi AS dan kepentingannya.

Permusuhan kedua negara juga kelanjutan dari krisis yang pecah setelah Revolusi Iran 1979, di mana kedutaan AS di Teheran saat itu diserbu dan para warga Amerika disandera. Sejak itu, kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.

Dengan jarak geografis, Iran tentu tidak menimbulkan ancaman militer secara langsung bagi AS. Namun, sekutu utamanya; Israel, cemas karena berkali-kali diancam akan dilenyapkan oleh negara para Mullah tersebut.

Teheran masih menjalankan program nuklir, yang dicurigai Israel hanya kedok untuk membuat senjata atom.

Sebagai bagian dari permusuhan, Washington telah menjatuhkan sanksi dan memblokir puluhan miliar dolar uang Teheran. Pemerintah Teheran menganggapnya sebagai perampokan besar.

Washington menuduh Iran mendestabilisasi kawasan, tuduhan yang berkali-kali ditolak Teheran.

Meski dihajar sanksi berkali-kali, negara Islam ini masih mampu mengembangkan persenjataan termasuk drone dan rudal. Perkembangan terbaru adalah Iran meluncurkan rudal hipersonik bernama Fattah dan dituduh memasok drone ke Rusia yang digunakan untuk menginvasi Ukraina.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More