Paus Fransiskus Desak Pihak yang Bertikai di Sudan Berdialog
Senin, 24 April 2023 - 03:00 WIB
VATIKAN - Paus Fransiskus menyerukan dialog antara faksi-faksi militer yang bertikai di Sudan . Seruan ini muncul saat pertempuran berdarah memasuki minggu kedua. “Sayangnya, situasinya tetap buruk di Sudan,” kata Paus Fransiskus, Minggu (23/4/20223).
“Itulah mengapa saya memperbaharui seruan saya agar kekerasan dihentikan secepat mungkin dan agar dialog dilanjutkan,” kata Paus dalam doa tradisional hari Minggu di Lapangan Santo Petrus di Roma, seperti dikutip dari AFP.
“Saya mengundang semua orang untuk berdoa bagi saudara dan saudari kita di Sudan,” tambahnya. Prancis, Italia, Turki, dan Amerika Serikat semuanya mengevakuasi warga dari Sudan.
Pertempuran sengit antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter -- yang telah menyaksikan pertempuran dengan tank di Khartoum yang berpenduduk padat dan serangan udara yang diluncurkan oleh jet tempur -- telah menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ribuan orang terluka.
Pertempuran antara pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dari mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo dimulai pada 15 April atas perselisihan tentang rencana integrasi RSF ke dalam tentara reguler.
Langkah tersebut merupakan syarat utama dari kesepakatan yang bertujuan memulihkan transisi demokrasi Sudan setelah militer menggulingkan mantan pemimpin Omar al-Bashir pada April 2019 menyusul protes massal warga.
Kedua pria itu telah bergabung untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang dibentuk setelah kejatuhan Bashir, sebelum saling menyerang.
Lihat Juga: Paus Fransiskus Kecam Pengeboman Israel di Gaza: Tolong, Lihat Mayat Anak-anak, Itu Buruk!
“Itulah mengapa saya memperbaharui seruan saya agar kekerasan dihentikan secepat mungkin dan agar dialog dilanjutkan,” kata Paus dalam doa tradisional hari Minggu di Lapangan Santo Petrus di Roma, seperti dikutip dari AFP.
“Saya mengundang semua orang untuk berdoa bagi saudara dan saudari kita di Sudan,” tambahnya. Prancis, Italia, Turki, dan Amerika Serikat semuanya mengevakuasi warga dari Sudan.
Pertempuran sengit antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter -- yang telah menyaksikan pertempuran dengan tank di Khartoum yang berpenduduk padat dan serangan udara yang diluncurkan oleh jet tempur -- telah menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ribuan orang terluka.
Pertempuran antara pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dari mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo dimulai pada 15 April atas perselisihan tentang rencana integrasi RSF ke dalam tentara reguler.
Langkah tersebut merupakan syarat utama dari kesepakatan yang bertujuan memulihkan transisi demokrasi Sudan setelah militer menggulingkan mantan pemimpin Omar al-Bashir pada April 2019 menyusul protes massal warga.
Kedua pria itu telah bergabung untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang dibentuk setelah kejatuhan Bashir, sebelum saling menyerang.
Lihat Juga: Paus Fransiskus Kecam Pengeboman Israel di Gaza: Tolong, Lihat Mayat Anak-anak, Itu Buruk!
(esn)
tulis komentar anda