Sebut Sebagai Ancaman, Presiden Taiwan Kutuk Latihan Militer China
Selasa, 11 April 2023 - 20:38 WIB
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengutuk China atas latihan militer tiga hari di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Tsai mengatakan mereka tidak bertanggung jawab dan merupakan ancaman bagi stabilitas regional.
Beijing menyelesaikan latihan perangnya, yang mensimulasikan serangan di wilayah berpenduduk 23 juta orang, pada 10 April meskipun Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa delapan kapal China terus beroperasi di perairan sekitar Taiwan pada Selasa (11/4/2023) pagi.
Latihan dimulai setelah Tsai pulang dari kunjungan ke Amerika Tengah, di mana dia singgah dua kali di Amerika Serikat dan mengadakan pertemuan penting dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Tsai, yang digambarkan sebagai separatis oleh China, mengatakan kunjungan ke negara-negara sahabat adalah praktik jangka panjang dan diharapkan oleh rakyat Taiwan.
“China menggunakan ini untuk meluncurkan latihan militer, menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan kawasan. Ini bukan sikap bertanggung jawab untuk negara besar di kawasan ini,” tulisnya di halaman Facebook-nya pada Senin malam seperti dikutip dari Al Jazeera.
Beijing menganggap Taiwan bagian dari China dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.
Latihan terbaru mensimulasikan serangan terhadap Taiwan dan sebuah laporan media pemerintah mengatakan lusinan pesawat telah melakukan "blokade udara".
"Latihan itu secara komprehensif menguji kemampuan tempur gabungan terpadu dari berbagai cabang militer dalam kondisi pertempuran yang sebenarnya”, kata Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dalam sebuah pernyataan.
Latihan tersebut tampaknya tidak dalam skala yang sama dengan aktivitas militer setelah kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus tahun lalu, tetapi juga menuai teguran dari Jepang.
Pulau paling selatan Jepang terletak dekat dengan Taiwan, dan menampung pangkalan udara utama AS di Okinawa.
Beijing menyelesaikan latihan perangnya, yang mensimulasikan serangan di wilayah berpenduduk 23 juta orang, pada 10 April meskipun Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa delapan kapal China terus beroperasi di perairan sekitar Taiwan pada Selasa (11/4/2023) pagi.
Latihan dimulai setelah Tsai pulang dari kunjungan ke Amerika Tengah, di mana dia singgah dua kali di Amerika Serikat dan mengadakan pertemuan penting dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Tsai, yang digambarkan sebagai separatis oleh China, mengatakan kunjungan ke negara-negara sahabat adalah praktik jangka panjang dan diharapkan oleh rakyat Taiwan.
“China menggunakan ini untuk meluncurkan latihan militer, menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan kawasan. Ini bukan sikap bertanggung jawab untuk negara besar di kawasan ini,” tulisnya di halaman Facebook-nya pada Senin malam seperti dikutip dari Al Jazeera.
Beijing menganggap Taiwan bagian dari China dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.
Latihan terbaru mensimulasikan serangan terhadap Taiwan dan sebuah laporan media pemerintah mengatakan lusinan pesawat telah melakukan "blokade udara".
"Latihan itu secara komprehensif menguji kemampuan tempur gabungan terpadu dari berbagai cabang militer dalam kondisi pertempuran yang sebenarnya”, kata Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dalam sebuah pernyataan.
Latihan tersebut tampaknya tidak dalam skala yang sama dengan aktivitas militer setelah kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus tahun lalu, tetapi juga menuai teguran dari Jepang.
Pulau paling selatan Jepang terletak dekat dengan Taiwan, dan menampung pangkalan udara utama AS di Okinawa.
(ian)
tulis komentar anda