Baru Terungkap, Ternyata Ukraina Takut Mengkritik China, Ini Alasannya
Selasa, 21 Maret 2023 - 20:29 WIB
KIEV - Politico mengklaim Ukraina menahan diri untuk tidak mengkritik China atas hubungan dekatnya dengan Rusia dengan harapan dapat menarik investasi masa depan dari Beijing.
“Sikap ini sangat kontras dengan omelan-omelan marah yang gencar diarahkan Kiev pada berbagai pihak seperti Hungaria dan Jerman karena dianggap kurang semangat untuk anti-Rusia,” papar laporan Politico.
Dalam artikel pada Selasa (21/3/2023), Politico melaporkan, selain keinginan untuk investasi China, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang berusaha mempertahankan hubungan perdagangan yang menguntungkan dengan kekuatan ekonomi Asia, dan mengincar Beijing sebagai mediator potensial dalam konflik dengan Rusia.
Outlet media itu mengutip Aleksandr Merezhko, kepala komite kebijakan luar negeri parlemen Ukraina yang menjelaskan, “Ada ketakutan jika kami mengkritik China lebih keras, Beijing akan menggunakannya sebagai alasan untuk memperkuat bantuannya ke Rusia, dan bahkan mulai memberikan bantuan militer.”
Beijing secara konsisten menolak klaim bahwa pihaknya bermaksud menawarkan bantuan mematikan ke Moskow.
China menuduh Washington "menyebarkan informasi palsu" dengan menuduh Beijing menimbang pengiriman senjata ke Rusia.
Bulan lalu, China mengajukan proposal perdamaiannya sendiri pada peringatan pertama konflik di Ukraina.
Politico mencatat Zelensky bereaksi terhadap rencana 12 poin Beijing dengan mengatakan negaranya “dapat mengusahakannya dengan China.”
Tanggapan ini sangat kontras dengan cara para pendukung Barat Ukraina menolak proposal tersebut, menurut outlet media.
Merezhko berpendapat strategi Zelensky saat ini menuju Beijing adalah bijaksana, meskipun dia mengulurkan “sedikit harapan untuk bantuan nyata dari China.”
“Saat ini, hubungan antara Kiev dan Beijing telah mencapai titik krisis,” papar pejabat itu kepada Politico.
Merezhko mengutip penolakan konsisten China untuk menjauhkan diri dari Rusia, serta fakta Ukraina “telah dengan jelas memilih jalur integrasi Euro-Atlantik.”
“Ini secara efektif membuat Kiev melawan Beijing,” ungkap Merezhko.
Pada Senin, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Xi melakukan kunjungan pertamanya ke Rusia sejak Kremlin meluncurkan kampanye militernya melawan Ukraina pada Februari tahun lalu.
Kedua pemimpin menggambarkan satu sama lain sebagai "teman" dan membahas berbagai masalah global utama dan hubungan bilateral, dengan pembicaraan yang dilanjutkan pada Selasa.
Sementara China telah berhenti secara terbuka mendukung tindakan Rusia di Ukraina, China tidak bergabung dengan Barat dalam mengutuk kampanye militer dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Beijing mengkritik Rusia karena mengirim pasukan ke Ukraina, tetapi juga menyalahkan ekspansi AS dan NATO di Eropa sebagai pemicu krisis.
“Sikap ini sangat kontras dengan omelan-omelan marah yang gencar diarahkan Kiev pada berbagai pihak seperti Hungaria dan Jerman karena dianggap kurang semangat untuk anti-Rusia,” papar laporan Politico.
Dalam artikel pada Selasa (21/3/2023), Politico melaporkan, selain keinginan untuk investasi China, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang berusaha mempertahankan hubungan perdagangan yang menguntungkan dengan kekuatan ekonomi Asia, dan mengincar Beijing sebagai mediator potensial dalam konflik dengan Rusia.
Outlet media itu mengutip Aleksandr Merezhko, kepala komite kebijakan luar negeri parlemen Ukraina yang menjelaskan, “Ada ketakutan jika kami mengkritik China lebih keras, Beijing akan menggunakannya sebagai alasan untuk memperkuat bantuannya ke Rusia, dan bahkan mulai memberikan bantuan militer.”
Beijing secara konsisten menolak klaim bahwa pihaknya bermaksud menawarkan bantuan mematikan ke Moskow.
China menuduh Washington "menyebarkan informasi palsu" dengan menuduh Beijing menimbang pengiriman senjata ke Rusia.
Bulan lalu, China mengajukan proposal perdamaiannya sendiri pada peringatan pertama konflik di Ukraina.
Baca Juga
Politico mencatat Zelensky bereaksi terhadap rencana 12 poin Beijing dengan mengatakan negaranya “dapat mengusahakannya dengan China.”
Tanggapan ini sangat kontras dengan cara para pendukung Barat Ukraina menolak proposal tersebut, menurut outlet media.
Merezhko berpendapat strategi Zelensky saat ini menuju Beijing adalah bijaksana, meskipun dia mengulurkan “sedikit harapan untuk bantuan nyata dari China.”
“Saat ini, hubungan antara Kiev dan Beijing telah mencapai titik krisis,” papar pejabat itu kepada Politico.
Merezhko mengutip penolakan konsisten China untuk menjauhkan diri dari Rusia, serta fakta Ukraina “telah dengan jelas memilih jalur integrasi Euro-Atlantik.”
“Ini secara efektif membuat Kiev melawan Beijing,” ungkap Merezhko.
Pada Senin, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Xi melakukan kunjungan pertamanya ke Rusia sejak Kremlin meluncurkan kampanye militernya melawan Ukraina pada Februari tahun lalu.
Kedua pemimpin menggambarkan satu sama lain sebagai "teman" dan membahas berbagai masalah global utama dan hubungan bilateral, dengan pembicaraan yang dilanjutkan pada Selasa.
Sementara China telah berhenti secara terbuka mendukung tindakan Rusia di Ukraina, China tidak bergabung dengan Barat dalam mengutuk kampanye militer dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Beijing mengkritik Rusia karena mengirim pasukan ke Ukraina, tetapi juga menyalahkan ekspansi AS dan NATO di Eropa sebagai pemicu krisis.
(sya)
tulis komentar anda