Ini yang Bikin Orang-orang Yahudi Cerdas, Ternyata Terpengaruh Kejayaan Islam

Sabtu, 04 Februari 2023 - 15:00 WIB
Albert Einstein, ilmuwan genius Yahudi penemu teori relativitas. Banyak faktor menjadi penentu mengapa orang-orang Yahudi begitu cerdas. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Orang-orang Yahudi telah mendominasi keunggulan di berbagai bidang kehidupan, terutama sains dan teknologi. Mengapa mereka begitu cerdas?

Profesor Manuel Trajtenberg, ekonom dan Ketua Komite Perencanaan dan Penganggaran Dewan Pendidikan Tinggi di Israel, mengungkap bahwa kecerdasan orang-orang Yahudi sekarang tak lepas dari pengaruh kejayaan Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Dalam artikel di surat kabar Haaretz, profesor Israel itu menulis bahwa keberhasilan intelektual orang Yahudi di era modern dan keunggulan mereka dalam pekerjaan di bidang perdagangan, kedokteran, dan keuangan sejak Abad Pertengahan adalah salah satu misteri yang paling menantang dalam sejarah panjang orang Yahudi.

Dia mengulas riset penulis Zvi Eckstein dan Maristella Botticini dalam buku mereka “The Chosen Few" yang membahas perkembangan keunggulan relatif orang Yahudi dalam pekerjaan yang membutuhkan literasi dan pendidikan.





Menurut buku tersebut, setelah penghancuran Kuil Kedua di Yerusalem pada tahun 70 M, kelangsungan hidup agama Yahudi (Yudaisme) menuntut agar setiap orang Yahudi belajar membaca dan menulis, dan memperoleh keterampilan memperoleh pengetahuan; siapa pun yang tidak dapat melakukannya—menjadi berasimilasi. Jadi, karena kebutuhan, orang Yahudi mendapati diri mereka memiliki keterampilan yang terbukti penting bagi perkembangan ekonomi mereka.

Profesor Trajtenberg menuliskan dalam artikelnya bahwa sejak masa pembuangan di Babilon, pada abad ke-6 SM sampai penghancuran Kuil Kedua, Yudaisme bertumpu pada dua pilar utama: ritual yang dilakukan di kuil dan pembacaan Taurat tertulis.

Sekelompok kecil pendeta memimpin kuil, dan pelajaran Taurat juga merupakan bidang yang sangat sedikit.

Penaklukan Romawi atas Yerusalem dan penghancuran kuil sekaligus mengubah "pusat gravitasi" Yudaisme dari imamat di Yerusalem menjadi komunitas rabi dan cendekiawan yang berkembang—yaitu, dari beit hamikdash menjadi beit hamidrash ‏(dari kuil ke agama ruang belajar).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More