Latar Belakang Terbentuknya Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional pada 28 Januari 2023

Senin, 30 Januari 2023 - 15:29 WIB
Asap dan uap mengepul dari Pembangkit Listrik Belchatow yang berbahan bakar batu bara terbesar di Eropa, yang dioperasikan PGE Group, pada malam hari di dekat Belchatow, Polandia, 5 Desember 2018. Foto/REUTERS/Kacper Pempel
KYOTO - Pada tahun 1938, seorang ilmuwan bernama Guy Callendar menemukan bahwa peningkatan emisi CO2 terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim.

Ketika para ilmuwan terus mempelajari dampak efek rumah kaca dan hilangnya lapisan ozon di planet ini, semakin banyak bukti terungkap tentang pemanasan global, termasuk naiknya permukaan laut, meningkatnya kekeringan, kebakaran hutan yang parah, berkurangnya pasokan air, dan banyak lagi.

Protokol Kyoto pun ditandatangani pada 1997, sebagai tanda gerakan ke arah yang benar menuju pengurangan gas rumah kaca dari negara-negara industri.

Akan tetapi, itu belum cukup untuk memperlambat efek rumah kaca dengan cepat. Kemudian, Perjanjian Paris diadopsi pada tahun 2015 dan secara hukum mengikat 196 negara dalam komitmen membatasi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.



Tujuannya adalah untuk mencapai planet netral iklim pada pertengahan abad ke-21.



Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional hadir untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong orang di seluruh dunia untuk melakukan bagian mereka dalam menjaga lingkungan dan planet ini dengan mengurangi jejak karbon mereka.

Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional, yang ditetapkan oleh PBB jatuh pada tanggal 28 Januari, dimaksudkan untuk mempromosikan pengembangan dan penerapan langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

CO2 berasal dari aktivitas manusia, bahan bakar fosil, pertanian, dan transportasi. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk membantu mengurangi emisi CO2?

Mengonsumsi makanan nabati, menggunakan transportasi umum, menghindari perjalanan pesawat jika memungkinkan adalah beberapa langkah yang dapat membuat perbedaan signifikan.

Gunakan energi matahari lebih banyak, bukan hanya untuk menjemur cucian di bawah sinar matahari, tetapi saat belajar di siang hari juga ada baiknya membuka jendela supaya sinar matahari dan angin masuk ke dalam rumah sehingga tidak perlu menyalakan lampu dan kipas angin/AC.

Hal ini dapat membuat bumi menjadi lebih baik lagi untuk masa kini dan masa depan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More