Lagu & tari rakyat Afsel untuk Mandela
A
A
A
Sindonews.com – Rakyat Afrika Selatan (Afsel) berduka atas meninggalnya pahlawan mereka, Nelson Mandela di usia 95 tahun, kemarin. Mereka menyampaikan rasa duka cita dengan menyanyikan lagu dan menari.
Lebih dari 500 orang berkumpul tengah malam di wilayah sekitar Houghton. Mereka kemudian melantunkan lagu-lagu anti-apartheid. Dalam suasana duka, mereka tetap mengelu-elukan sosok Mandela dengan mengibarkan bendera Afsel.
”Viva Mandela!",” teriak salah seorang warga setempat, seperti dikutip AFP, Jumat (6/12/2013). ”Hidup Madiba!," teriak warga lainnya.
Tak hanya lagu-lagu anti-apartheid, rakyat Afsel juga menari untuk kepergian Mandela. Beberapa wanita memegang lilin, dan lainnya meletakkan karangan bunga. Tak berselang lama, iring-iringan mobil berdatangan menuju kediaman Mandela, bahkan sebagian dari mereka masih mengenakan piyama.
Salah satu rakyat Afsel, Ashleigh Williams, mengatakan dia mengetahui meninggalnya Mandela dari siaran televisi. Sejak itu, dia bergegas menuju rumah mantan presidennya itu.
”Saya tahu hari ini akan datang, tapi apa yang bisa saya katakan Madiba kita tercinta berjuang dengan pertarungan yang bagus, sekarang saatnya untuk beristirahat,” kata Williams.
Remaja Afsel, Asthyn Ariel, menyebut Mandela sebagai ikon. ”Saya pikir itu adalah saat di mana Afrika Selatan benar-benar akan bersinar sebagai sebuah bangsa di seluruh dunia. Saya pikir kami siap untuk menunjukkan bahwa berkat Madiba kami telah berubah menjadi lebih baik. Kami adalah bangsa pelangi yang bersatu."
Tak hanya tokoh dunia, Sosok Mandela juga dikenang oleh seorang tukang kebun di Afsel. ”Saya ada di sana ketika ia berjalan keluar dari penjara, saya di sini sekarang, itu semua begitu nyata, tokoh kita hilang,” ucap Reginald Mokoena, seorang tukang kebun lokal.
Lebih dari 500 orang berkumpul tengah malam di wilayah sekitar Houghton. Mereka kemudian melantunkan lagu-lagu anti-apartheid. Dalam suasana duka, mereka tetap mengelu-elukan sosok Mandela dengan mengibarkan bendera Afsel.
”Viva Mandela!",” teriak salah seorang warga setempat, seperti dikutip AFP, Jumat (6/12/2013). ”Hidup Madiba!," teriak warga lainnya.
Tak hanya lagu-lagu anti-apartheid, rakyat Afsel juga menari untuk kepergian Mandela. Beberapa wanita memegang lilin, dan lainnya meletakkan karangan bunga. Tak berselang lama, iring-iringan mobil berdatangan menuju kediaman Mandela, bahkan sebagian dari mereka masih mengenakan piyama.
Salah satu rakyat Afsel, Ashleigh Williams, mengatakan dia mengetahui meninggalnya Mandela dari siaran televisi. Sejak itu, dia bergegas menuju rumah mantan presidennya itu.
”Saya tahu hari ini akan datang, tapi apa yang bisa saya katakan Madiba kita tercinta berjuang dengan pertarungan yang bagus, sekarang saatnya untuk beristirahat,” kata Williams.
Remaja Afsel, Asthyn Ariel, menyebut Mandela sebagai ikon. ”Saya pikir itu adalah saat di mana Afrika Selatan benar-benar akan bersinar sebagai sebuah bangsa di seluruh dunia. Saya pikir kami siap untuk menunjukkan bahwa berkat Madiba kami telah berubah menjadi lebih baik. Kami adalah bangsa pelangi yang bersatu."
Tak hanya tokoh dunia, Sosok Mandela juga dikenang oleh seorang tukang kebun di Afsel. ”Saya ada di sana ketika ia berjalan keluar dari penjara, saya di sini sekarang, itu semua begitu nyata, tokoh kita hilang,” ucap Reginald Mokoena, seorang tukang kebun lokal.
(mas)