HRW kecam perlakuan kasar Yunani pada imigran ilegal
A
A
A
Sindonews.com – Kelompok pembela Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di New York, Human Rights Watch (HRW), mengkritik tindakan Pemerintah Yunani terhadap kaum imigran ilegal. Menurut HRW, Yunani telah menangkapi ribuan imigran ilegal selama satu tahun terakhir.
"Sejak awal operasi, puluhan ribu orang yang diduga imigran gelap dan tidak memiliki dokumen, telah mengalami perlakuan kasar dan pencarian di jalanan, dan penahanan berjam-jam di kantor polisi," kata HRW, Senin (5/8/2013), seperti dikutip dari AFP.
Menurut polisi Yunani, lebih dari 5.400 orang telah ditangkap pada akhir Juli karena melanggar izin tinggal dan pelanggaran imigrasi terkait lainnya. Para tahanan dikurung di kamp-kamp khusus yang disebut "pusat perhotelan" sampai mereka bisa dipulangkan.
Kelompok imigran menyatakan, bahwa tahanan telah mengalami pelecehan lebih lanjut oleh polisi di dalam kamp dan tidak mendapat fasilitas kesehatan yang layak.
Pada akhir pekan lalu, kelompok pelindung HAM KEERFA melaporkan, tahanan Muslim telah dipukuli oleh penjaga saat melakukan shalat. Pada Juli silam, KEERFA melaporkan kematian seorang tahanan Afghanistan akibat infeksi paru-paru, yang diduga telah diidapnya selama berbulan-bulan.
Yunani merupakan titik masuk utama ke Uni Eropa bagi para imigran dan pengungsi yang melarikan diri negara-negara yang dilanda perang atau miskin di Afrika, Timur Tengah, dan sebagian benua India.
"Sejak awal operasi, puluhan ribu orang yang diduga imigran gelap dan tidak memiliki dokumen, telah mengalami perlakuan kasar dan pencarian di jalanan, dan penahanan berjam-jam di kantor polisi," kata HRW, Senin (5/8/2013), seperti dikutip dari AFP.
Menurut polisi Yunani, lebih dari 5.400 orang telah ditangkap pada akhir Juli karena melanggar izin tinggal dan pelanggaran imigrasi terkait lainnya. Para tahanan dikurung di kamp-kamp khusus yang disebut "pusat perhotelan" sampai mereka bisa dipulangkan.
Kelompok imigran menyatakan, bahwa tahanan telah mengalami pelecehan lebih lanjut oleh polisi di dalam kamp dan tidak mendapat fasilitas kesehatan yang layak.
Pada akhir pekan lalu, kelompok pelindung HAM KEERFA melaporkan, tahanan Muslim telah dipukuli oleh penjaga saat melakukan shalat. Pada Juli silam, KEERFA melaporkan kematian seorang tahanan Afghanistan akibat infeksi paru-paru, yang diduga telah diidapnya selama berbulan-bulan.
Yunani merupakan titik masuk utama ke Uni Eropa bagi para imigran dan pengungsi yang melarikan diri negara-negara yang dilanda perang atau miskin di Afrika, Timur Tengah, dan sebagian benua India.
(esn)