China balik kecam Jepang
A
A
A
Sindonews.com - Kawasan Laut China Timur kian memanas dengan dua negara yang terlibat sengketa di wilayah itu, China dan Jepang, saling melemparkan kecaman satu sama lain. Setelah Jepang menuduh kapal fregat China mengunci radar target senjata terhadap sebuah kapal perang Jepang, kemarin, Beijing menuduh Tokyo berusaha “menodai” mereka.
“Baru-baru ini, Jepang membesar-besarkan krisis dan secara sengaja membuat ketegangan untuk menodai citra China,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, seperti dikutip AFP.
“Langkah ini bertentangan dengan perbaikan hubungan. Masalah saat ini bukanlah langkah tegas China, melainkan karena kapal dan pesawat Jepang berulang kali melakukan aktivitas ilegal di kawasan udara dan perairan di Kepulauan Diaoyu dan menyepelekan kedaulatan China.”
China dan Jepang terlibat perebutan kepulauan tidak berpenghuni yang dikontrol Jepang di Laut China Selatan. Kepulauan itu dikenal sebagai Senkaku di Tokyo dan Diaoyu di Beijing.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan pemerintah telah melakukan penyelidikan terkait komplain dari Jepang tentang insiden penguncian radar kapal tersebut. “Departemen yang bersangkutan dengan masalah ini tengah sungguh-sungguh melakukan sesuatu. Mereka juga melakukan investigasi serius untuk mengklarifikasi masalah itu,” papar Hua,dikutip Reuters.
Pada hari yang sama,Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menegaskan dialog terbuka antara Jepang dan China harus tetap dilakukan untuk menyelesaikan masalah persengketaan wilayah itu.
Abe mengaku sangat menyesalkan insiden dikuncinya kapal Jepang pada radar kapal fregat China. “Kami tetap tidak akan menutup jendela dialog, karena ini adalah yang terpenting. Saya ingin China lebih terbuka terkait hubungan kemitraan strategis kami,” ujar Abe, seperti dikutip AFP.
Pada Rabu (6/2), Abe mendeskripsikan perbuatan China sebagai tindakan yang berbahaya dan provokatif.
Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengatakan kepada parlemen, sebelum insiden penguncian radar kapal yang terjadi pada 30 Januari lalu itu, kapalfregatChinasempatmemberikan peringatan kepada kapal Jepang. Namun, dia mengatakan ada beberapa mekanisme yang membuat otoritas pertahanan harus tetap berkomunikasi dengan pihak lain.
“Kami menilai ini adalah ancaman terhadap pasukan kami, seperti yang didefinisikan di Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” papar dia. “Namun, hal yang lebih penting yakni mencegah insiden seperti ini terjadi lagi di masa yang akan datang. Saya juga berpikir penting bagi Jepang dan China memiliki sarana konsultasi tentang keamanan maritim.
”Sementara pemimpin Partai Komeito Baru yang merupakan sekutu koalisi Abe, Natsuo Yamaguchi, menyerukan KTT Jepang-China harus segera digelar pada 12 Agustus mendatang, untuk menandai hari jadi penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan Jepang-China ke-35 tahun.
“Menghindari kontingensi dan mendorong untuk gambaran besar hubungan kedua negara adalah tugas para pemimpin politik kedua negara,” ungkap Yamaguchi.
“Baru-baru ini, Jepang membesar-besarkan krisis dan secara sengaja membuat ketegangan untuk menodai citra China,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, seperti dikutip AFP.
“Langkah ini bertentangan dengan perbaikan hubungan. Masalah saat ini bukanlah langkah tegas China, melainkan karena kapal dan pesawat Jepang berulang kali melakukan aktivitas ilegal di kawasan udara dan perairan di Kepulauan Diaoyu dan menyepelekan kedaulatan China.”
China dan Jepang terlibat perebutan kepulauan tidak berpenghuni yang dikontrol Jepang di Laut China Selatan. Kepulauan itu dikenal sebagai Senkaku di Tokyo dan Diaoyu di Beijing.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan pemerintah telah melakukan penyelidikan terkait komplain dari Jepang tentang insiden penguncian radar kapal tersebut. “Departemen yang bersangkutan dengan masalah ini tengah sungguh-sungguh melakukan sesuatu. Mereka juga melakukan investigasi serius untuk mengklarifikasi masalah itu,” papar Hua,dikutip Reuters.
Pada hari yang sama,Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menegaskan dialog terbuka antara Jepang dan China harus tetap dilakukan untuk menyelesaikan masalah persengketaan wilayah itu.
Abe mengaku sangat menyesalkan insiden dikuncinya kapal Jepang pada radar kapal fregat China. “Kami tetap tidak akan menutup jendela dialog, karena ini adalah yang terpenting. Saya ingin China lebih terbuka terkait hubungan kemitraan strategis kami,” ujar Abe, seperti dikutip AFP.
Pada Rabu (6/2), Abe mendeskripsikan perbuatan China sebagai tindakan yang berbahaya dan provokatif.
Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengatakan kepada parlemen, sebelum insiden penguncian radar kapal yang terjadi pada 30 Januari lalu itu, kapalfregatChinasempatmemberikan peringatan kepada kapal Jepang. Namun, dia mengatakan ada beberapa mekanisme yang membuat otoritas pertahanan harus tetap berkomunikasi dengan pihak lain.
“Kami menilai ini adalah ancaman terhadap pasukan kami, seperti yang didefinisikan di Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” papar dia. “Namun, hal yang lebih penting yakni mencegah insiden seperti ini terjadi lagi di masa yang akan datang. Saya juga berpikir penting bagi Jepang dan China memiliki sarana konsultasi tentang keamanan maritim.
”Sementara pemimpin Partai Komeito Baru yang merupakan sekutu koalisi Abe, Natsuo Yamaguchi, menyerukan KTT Jepang-China harus segera digelar pada 12 Agustus mendatang, untuk menandai hari jadi penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan Jepang-China ke-35 tahun.
“Menghindari kontingensi dan mendorong untuk gambaran besar hubungan kedua negara adalah tugas para pemimpin politik kedua negara,” ungkap Yamaguchi.
(esn)