Kemlu pulangkan dua nelayan Aceh yang terdampar di Andaman
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri RI berhasil memulangkan dua nelayan asal Aceh, M (29) dan R (37) yang terdampar di Kepulauan Andaman dan Nicobar. Setelah memperoleh ijin keluar dari imigrasi India, Kamis 7 Februari malam, keduanya bertolak ke Aceh dengan menggunakan penerbangan MH 191 menuju Kuala Lumpur. Selanjutnya, dua nelayan itu berganti pesawat menuju Banda Aceh.
Sejak 20 Oktober 2012, M dan R ditampung imigrasi Port Blair, Kepulauan Nicobar dan Andaman yang berjarak 6.872 km dari New Delhi. Perahu yang ditumpangi keduanya tiba-tiba mati dan terbawa arus hingga akhirnya memasuki perairan India. Kedua nelayan tersebut ditemukan patroli maritim India setelah 6 hari terombang-ambing di lautan lepas.
Staf fungsi konsuler KBRI New Delhi yang khusus menjemput keduanya, lalu memboyong mereka ke New Delhi, karena tidak ada penerbangan internasional dari Andaman Nicobar. Selama berada di penampungan imigrasi Kepulauan Andaman dan Nicobar, kedua nelayan tersebut diperlakukan dengan baik oleh petugas imigrasi India.
Komunikasi dengan KBRI New Delhi yang memantau kasus keduanya sejak awal, juga berjalan dengan lancar. Dari New Delhi, sebelum pulang ke tanah air, kepada Dubes RI di New Delhi, Rizali W. Indrakesuma, M menuturkan kegembiraan dan keinginannya untuk segera bertemu dengan anak-anaknya.
Bagi M, peristiwa tersebut membawa kenangan yang sangat berarti, karena ia belum sempat memberi nama pada anak keduanya yang lahir saat masih melaut. Kepulangan kedua nelayan tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjasama yang erat antara KBRI New Delhi, Direktorat Perlindungan WNI BHI Kemlu, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banda Aceh.
Menurut informasi KBRI New Delhi, sejak tahun 2010, jumlah kasus nelayan terdampar yang ditangani KBRI berjumlah 22 orang.
Sejak 20 Oktober 2012, M dan R ditampung imigrasi Port Blair, Kepulauan Nicobar dan Andaman yang berjarak 6.872 km dari New Delhi. Perahu yang ditumpangi keduanya tiba-tiba mati dan terbawa arus hingga akhirnya memasuki perairan India. Kedua nelayan tersebut ditemukan patroli maritim India setelah 6 hari terombang-ambing di lautan lepas.
Staf fungsi konsuler KBRI New Delhi yang khusus menjemput keduanya, lalu memboyong mereka ke New Delhi, karena tidak ada penerbangan internasional dari Andaman Nicobar. Selama berada di penampungan imigrasi Kepulauan Andaman dan Nicobar, kedua nelayan tersebut diperlakukan dengan baik oleh petugas imigrasi India.
Komunikasi dengan KBRI New Delhi yang memantau kasus keduanya sejak awal, juga berjalan dengan lancar. Dari New Delhi, sebelum pulang ke tanah air, kepada Dubes RI di New Delhi, Rizali W. Indrakesuma, M menuturkan kegembiraan dan keinginannya untuk segera bertemu dengan anak-anaknya.
Bagi M, peristiwa tersebut membawa kenangan yang sangat berarti, karena ia belum sempat memberi nama pada anak keduanya yang lahir saat masih melaut. Kepulangan kedua nelayan tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjasama yang erat antara KBRI New Delhi, Direktorat Perlindungan WNI BHI Kemlu, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banda Aceh.
Menurut informasi KBRI New Delhi, sejak tahun 2010, jumlah kasus nelayan terdampar yang ditangani KBRI berjumlah 22 orang.
(esn)