Damaskus Desak NATO dan UE Kecam Aksi Turki di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Damaskus mengharapkan NATO dan Uni Eropa (UE) untuk setidaknya mengutuk tindakan Turki di Suriah, yang menutur mereka menentang semua legitimasi internasional. Namun, menurut pemerintah Suriah, mereka belum melihat reaksi yang tepat sejauh ini dari NATO dan UE.
"Saya merasa luar biasa bahwa negara-negara Eropa, beberapa dari mereka adalah anggota NATO, tidak mengutuk invasi Turki ke tanah Suriah," kata Bouthaina Shaaban, penasihat politik dan media untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (11/3/2020).
"Suriah adalah negara merdeka, yang telah menderita karena agresi dan invasi Turki. Dan hal terakhir yang kami harapkan dari anggota NATO, dari negara-negara Eropa, dari setiap negara di dunia adalah untuk mengutuk ini sebagai ilegal karena bertentangan dengan semua legitimasi internasional dan semua kedaulatan Suriah," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, Eropa harus menyadari bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tidak dapat membantu mereka menyelesaikan masalah migrasi. Tetapi, ucap Shaaban, sebaliknya ia mencoba untuk meningkatkan ekonomi negaranya dengan biaya Brussels.
"Saya pikir orang Eropa harus tahu bahwa Erdogan bukan orang yang memiliki solusi bagi para migran, bahwa ia adalah masalahnya. Dia adalah orang yang menyebabkan semua migrasi ini dari Suriah," ungkapya.
"Saya juga ingin meletakkan banyak tanda tanya di sekitar angka-angka yang diberikan Erdogan kepada Eropa untuk mendapatkan uang sebanyak yang dia bisa dari negara-negara Eropa untuk membantu ekonominya yang mengejutkan," tukasnya, merujuk pada dana yang diminta Ankara untuk mendukung para pengungsi yang ditampung oleh Turki.
"Saya merasa luar biasa bahwa negara-negara Eropa, beberapa dari mereka adalah anggota NATO, tidak mengutuk invasi Turki ke tanah Suriah," kata Bouthaina Shaaban, penasihat politik dan media untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (11/3/2020).
"Suriah adalah negara merdeka, yang telah menderita karena agresi dan invasi Turki. Dan hal terakhir yang kami harapkan dari anggota NATO, dari negara-negara Eropa, dari setiap negara di dunia adalah untuk mengutuk ini sebagai ilegal karena bertentangan dengan semua legitimasi internasional dan semua kedaulatan Suriah," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, Eropa harus menyadari bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tidak dapat membantu mereka menyelesaikan masalah migrasi. Tetapi, ucap Shaaban, sebaliknya ia mencoba untuk meningkatkan ekonomi negaranya dengan biaya Brussels.
"Saya pikir orang Eropa harus tahu bahwa Erdogan bukan orang yang memiliki solusi bagi para migran, bahwa ia adalah masalahnya. Dia adalah orang yang menyebabkan semua migrasi ini dari Suriah," ungkapya.
"Saya juga ingin meletakkan banyak tanda tanya di sekitar angka-angka yang diberikan Erdogan kepada Eropa untuk mendapatkan uang sebanyak yang dia bisa dari negara-negara Eropa untuk membantu ekonominya yang mengejutkan," tukasnya, merujuk pada dana yang diminta Ankara untuk mendukung para pengungsi yang ditampung oleh Turki.
(esn)