Didesak Tarik Pasukan dari Suriah, Turki Sebut UE Arogan
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki mengecam seruan Uni Eropa (UE) untuk menarik pasukannya dari Suriah . Turki menyebut UE arogan dan menerapkan standar ganda.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menegur mitranya dari Swedia, Ann Linde, yang menegaskan kembali posisi UE yang mendesak Turki untuk menarik diri dari Suriah.
"Menggunakan kata 'mendesak' adalah arogan dan tidak benar dalam diplomasi," sembur Cavusoglu saat konferensi pers di Ankara dengan Linde berdiri di sampingnya.
“Anda mencoba mengajarkan Turki tentang hukum internasional dan hak asasi manusia tetapi Anda mempraktikkan standar ganda,” cetusnya seperti dikutip dari Al Arabiya,Rabu (14/10/2020).
Sejak 2016, Turki telah melancarkan tiga operasi militer di Suriah utara untuk mengusir pasukan milisi Kurdi Suriah yang dianggap sebagai "teroris" oleh Ankara.(Baca juga: Jerman pada Turki: Hentikan Tindakan Provokasi di Mediterania Timur )
Turki mengatakan mereka terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap negara itu sejak 1984.
Cavusoglu mengatakan penarikan Turki dari Suriah utara akan berarti mendukung PKK yang terdaftar sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
“Apakah Anda meminta Turki untuk mundur dari Idlib? Tidak, karena dalam kasus ini pengungsi akan berbondong-bondong ke Eropa,” ujarnya.
Ankara juga telah mengerahkan pasukan di beberapa pos militer yang didirikannya di barat laut Idlib sebagai bagian dari kesepakatan 2018 dengan sekutu rezim Suriah, Rusia.(Baca juga: Turki Kirim Lagi Kapal Riset ke Mediterania Timur untuk Eksplorasi )
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menegur mitranya dari Swedia, Ann Linde, yang menegaskan kembali posisi UE yang mendesak Turki untuk menarik diri dari Suriah.
"Menggunakan kata 'mendesak' adalah arogan dan tidak benar dalam diplomasi," sembur Cavusoglu saat konferensi pers di Ankara dengan Linde berdiri di sampingnya.
“Anda mencoba mengajarkan Turki tentang hukum internasional dan hak asasi manusia tetapi Anda mempraktikkan standar ganda,” cetusnya seperti dikutip dari Al Arabiya,Rabu (14/10/2020).
Sejak 2016, Turki telah melancarkan tiga operasi militer di Suriah utara untuk mengusir pasukan milisi Kurdi Suriah yang dianggap sebagai "teroris" oleh Ankara.(Baca juga: Jerman pada Turki: Hentikan Tindakan Provokasi di Mediterania Timur )
Turki mengatakan mereka terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap negara itu sejak 1984.
Cavusoglu mengatakan penarikan Turki dari Suriah utara akan berarti mendukung PKK yang terdaftar sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
“Apakah Anda meminta Turki untuk mundur dari Idlib? Tidak, karena dalam kasus ini pengungsi akan berbondong-bondong ke Eropa,” ujarnya.
Ankara juga telah mengerahkan pasukan di beberapa pos militer yang didirikannya di barat laut Idlib sebagai bagian dari kesepakatan 2018 dengan sekutu rezim Suriah, Rusia.(Baca juga: Turki Kirim Lagi Kapal Riset ke Mediterania Timur untuk Eksplorasi )
(ber)