Iran Merudal Pesawat Ukraina: Bantah Dulu, Akui Kemudian....

Sabtu, 11 Januari 2020 - 11:57 WIB
Iran Merudal Pesawat Ukraina: Bantah Dulu, Akui Kemudian....
Iran Merudal Pesawat Ukraina: Bantah Dulu, Akui Kemudian....
A A A
TEHERAN - Iran, pada Sabtu (11/1/2020), secara mengejutkan mengakui telah menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines dengan rudal yang menewaskan 176 orang. Padahal, sejak awal tragedi itu Teheran bersikeras membantahnya.

Pengakuan ini muncul dalam siaran stasiun televisi pemerintah mengutip hasil investigasi militer setempat.

"(Militer Iran) secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat jet Ukraina karena human error (kesalahan manusia)," bunyi siaran televisi tersebut.

Pesawat Ukraina itu jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, Rabu pagi. Pesawat hendak menuju Kiev, Ukraina. Tragedi itu terjadi beberapa jam setelah Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat di Irak dengan 15 rudal.

Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak.

Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif melalui Twitter mengonfirmasi pengumuman stasiun televisi pemerintah tersebut."Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal investigasi internal oleh Angkatan Bersenjata: Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh petualangan AS menyebabkan bencana," tulis Zarif yang dikutip dari akun Twitter-nya, @JZarif.

"Penyesalan mendalam kami, permintaan maaf dan belasungkawa kepada orang-orang kami, kepada keluarga semua korban, dan kepada negara-negara yang terkena dampak lainnya," lanjut Zarif. (Baca: BREAKING-Iran Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Ukraina )

Bantahan Sebelumnya


Kemarin, pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah bahwa pesawat sipil Ukraina jatuh di dekat Teheran akibat terkena rudal. Pernyataan itu disampaikan juru bicara pemerintah, Ali Rabiei.

"Semua laporan ini adalah perang psikologis melawan Iran...semua negara yang warganya berada di pesawat dapat mengirim perwakilan dan kami mendesak Boeing untuk mengirim perwakilannya untuk bergabung dalam proses penyelidikan kotak hitam," kata Rabiei, seperti dikutip Reuters, hari Jumat.

Pemimpin Kanada dan Inggris telah mengatakan bahwa mereka memiliki informasi yang menyebutkan pesawat Ukraina memang ditembak jatuh oleh rudal surfcae-to-air atau darat-ke-udara Iran.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang negaranya kehilangan 63 warga dalam kecelakaan itu, mengatakan intelijen Kanada serta intelijen yang diberikan oleh sekutu menunjukkan bahwa pesawat komersial ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran.

Dia meminta penyelidikan menyeluruh tentang apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi menolak memberikan rincian tambahan tentang bukti dan intelijen yang dikutipnya. "Ini mungkin tidak disengaja," kata Trudeau pada konferensi pers di Ottawa, seperti dikutip CNN.

Tidak lama setelah konferensi pers Trudeau, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dinas intelijen negaranya telah mencapai kesimpulan yang sama.

"Sekarang ada badan informasi bahwa penerbangan itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran. Ini mungkin tidak disengaja. Kami bekerja sama dengan Kanada dan mitra internasional kami dan sekarang perlu ada investigasi yang transparan dan penuh," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

"Inggris terus menyerukan semua pihak mendesak untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu," imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6837 seconds (0.1#10.140)