Dibuat Malu Luar Biasa, Jepang Coba Pecahkan Misteri Kaburnya Ghosn
A
A
A
TOKYO - Otoritas keamanan Jepang menanggung malu luar biasa setelah mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, yang bertatus tahanan rumah, bisa melarikan diri ke Lebanon tanpa terdeteksi. Mereka kini sibuk memecahkan misteri pelarian buron secara berani tersebut.
Ghosn kabur ke Lebanon pekan ini diduga melalui Turki. Media Jepang melaporkan bahwa jaksa distrik Tokyo telah menggerebek properti mantan bos otomotif itu pada hari Kamis. Stasiun televisi Asahi melaporkan bahwa jaksa bekerja dengan polisi untuk mengakses rekaman CCTV di sekitar rumahnya sebagai bagian dari penyelidikan.
Ghosn—mantan chairman Nissan dan Mitsubishi Motors, serta mantan chairman dan CEO dari mitra aliansi Nissan and Mitsubishi Motors, Renault—sebenarnya sedang menunggu persidangan di Jepang atas tuduhan skandal keuangan.
Dia digulingkan dari jabatannya di Nissan (NSANF) dan Mitsubishi Motors setelah ditangkap pada November 2018, dan kemudian mengundurkan diri dari Renault (RNLSY). (Baca: Media Jepang: Ghosn Kabur Pakai Satu dari 2 Paspor Prancis )
Sebagai syarat dibebaskan dengan jaminan, Ghosn diminta untuk tetap tinggal di Jepang. Tetapi kasusnya benar-benar terbalik awal pekan ini setelah Ghosn mengungkapkan bahwa dia telah melarikan diri dari Jepang ke Lebanon untuk menghindari apa yang dia sebut "sistem peradilan curang".
Pemerintah Lebanon, seperti dikutip CNN Business, Jumat (3/1/2020), mengatakan bahwa pihaknya telah menerima "red notice" dari Interpol yang membenarkan bahwa bekas bos otamotif itu dicari oleh polisi internasional.
Masih belum jelas bagaimana Ghosn—yang merupakan warga negara Prancis, Brazil dan Lebanon, dapat menyelinap keluar dari Jepang. Reuters dan Financial Times melaporkan bahwa dia diselundupkan keluar dari Tokyo oleh sebuah perusahaan keamanan swasta—sebuah komplotan yang menurut organisasi media membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dibuat.
Pemerintah Provinsi Istanbul mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis bahwa polisi Turki telah menahan tujuh orang sehubungan dengan penyelidikan atas "pelarian ilegal" Ghosn dari Jepang. Kantor berita Anadolu mengatakan bahwa Ghosn bepergian melalui bandara Ataturk di kota itu.
Kantor Gubernur Istanbul dalam sebuah pernyataan mengatakan, polisi Turki menahan empat pilot dari sebuah maskapai penerbangan swasta, seorang manajer perusahaan dan dua staf darat atas permintaan jaksa Istanbul. (Baca juga: Kabur dari Jepang, Ghosn Jadi Buron Interpol )
Situs pelacak penerbangan, Flightradar24, menunjukkan sebuah jet pribadi yang terbang dari Osaka, Jepang, ke Istanbul dan kemudian ada pesawat lain yang melanjutkan penerbangan ke Lebanon pada saat Ghosn dilaporkan telah tiba di negara itu.
CNN Business tidak dapat memverifikasi keadaan di balik kepergiannya, dan Ghosn tidak merinci pelariannya dalam pernyataan publiknya awal pekan ini. Dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Kamis, Ghosn membantah laporan bahwa keluarganya terlibat dalam membantunya melarikan diri.
"Semua spekulasi seperti itu tidak akurat dan salah. Saya sendiri yang mengatur kepergian saya. Keluarga saya tidak punya peran apa pun," katanya.
Kementerian Kehakiman Jepang, Kantor Kejaksaan Tokyo dan pengadilan distrik kota setempat belum menanggapi permintaan komentar dari CNN Business tentang pelarian Ghosn. Kantor-kantor pemerintah tutup minggu ini untuk liburan Tahun Baru.
Pakar hukum dan analis politik mengatakan bahwa Jepang mungkin berusaha mencari tahu apakah Ghosn melanggar hukum imigrasi ketika dia meninggalkan negara itu, dan bukan karena ada banyak peluang untuk memaksanya kembali.
Nobuo Gohara, mantan jaksa penuntut yang sekarang menjalankan kantor firma hukum di Jepang, mengatakan jaksa penuntut di Tokyo sekarang kemungkinan menelusuri kembali langkah-langkah Ghosn melarikan diri dari Jepang, mengumpulkan rekaman pengintaian dan mencari kolaborator potensial.
Gohara menambahkan bahwa persidangan Ghosn hampir dipastikan sekarang dibatalkan. Pertanyaan yang lebih besar, kata dia, adalah bagaimana pihak berwenang Jepang akan menanggapi serangan Ghosn terhadap mereka.
Ghosn sekarang dapat berbicara dengan bebas tentang penahanannya. Ghosn telah berulang kali membantah tuduhan pelanggaran keuangan terhadapnya. Dia mengklaim bahwa penangkapannya merupakan bagian dari rencana untuk mengeluarkannya dari kerajaan otomotif yang dia bangun.
Dalam pernyataannya minggu ini, dia mengatakan;"Saya tidak lagi disandera oleh sistem peradilan Jepang yang curang di mana rasa bersalah dituduhkan, diskriminasi merajalela, dan hak asasi manusia yang mendasar ditolak."
Keith Henry, pendiri dan perwakilan direktur Asia Strategy, sebuah perusahaan penelitian dan kebijakan yang berbasis di Tokyo, mengatakan bahwa Jepang tidak dapat memaksa Lebanon untuk mengirim Ghosn kembali. Alasannya, kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi.
"Ini adalah kesepakatan yang lebih besar untuk (Perdana Menteri Jepang Shinzo) Abe dan Jepang daripada untuk Ghosn," kata Henry. "Tidak peduli apa yang mereka lakukan sekarang, sangat sulit untuk mengatasi rasa malu karena melepaskan salah satu tersangka paling terkenal dari skandal perusahaan sejak booming ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II," ujarnya.
Ghosn kabur ke Lebanon pekan ini diduga melalui Turki. Media Jepang melaporkan bahwa jaksa distrik Tokyo telah menggerebek properti mantan bos otomotif itu pada hari Kamis. Stasiun televisi Asahi melaporkan bahwa jaksa bekerja dengan polisi untuk mengakses rekaman CCTV di sekitar rumahnya sebagai bagian dari penyelidikan.
Ghosn—mantan chairman Nissan dan Mitsubishi Motors, serta mantan chairman dan CEO dari mitra aliansi Nissan and Mitsubishi Motors, Renault—sebenarnya sedang menunggu persidangan di Jepang atas tuduhan skandal keuangan.
Dia digulingkan dari jabatannya di Nissan (NSANF) dan Mitsubishi Motors setelah ditangkap pada November 2018, dan kemudian mengundurkan diri dari Renault (RNLSY). (Baca: Media Jepang: Ghosn Kabur Pakai Satu dari 2 Paspor Prancis )
Sebagai syarat dibebaskan dengan jaminan, Ghosn diminta untuk tetap tinggal di Jepang. Tetapi kasusnya benar-benar terbalik awal pekan ini setelah Ghosn mengungkapkan bahwa dia telah melarikan diri dari Jepang ke Lebanon untuk menghindari apa yang dia sebut "sistem peradilan curang".
Pemerintah Lebanon, seperti dikutip CNN Business, Jumat (3/1/2020), mengatakan bahwa pihaknya telah menerima "red notice" dari Interpol yang membenarkan bahwa bekas bos otamotif itu dicari oleh polisi internasional.
Masih belum jelas bagaimana Ghosn—yang merupakan warga negara Prancis, Brazil dan Lebanon, dapat menyelinap keluar dari Jepang. Reuters dan Financial Times melaporkan bahwa dia diselundupkan keluar dari Tokyo oleh sebuah perusahaan keamanan swasta—sebuah komplotan yang menurut organisasi media membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dibuat.
Pemerintah Provinsi Istanbul mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis bahwa polisi Turki telah menahan tujuh orang sehubungan dengan penyelidikan atas "pelarian ilegal" Ghosn dari Jepang. Kantor berita Anadolu mengatakan bahwa Ghosn bepergian melalui bandara Ataturk di kota itu.
Kantor Gubernur Istanbul dalam sebuah pernyataan mengatakan, polisi Turki menahan empat pilot dari sebuah maskapai penerbangan swasta, seorang manajer perusahaan dan dua staf darat atas permintaan jaksa Istanbul. (Baca juga: Kabur dari Jepang, Ghosn Jadi Buron Interpol )
Situs pelacak penerbangan, Flightradar24, menunjukkan sebuah jet pribadi yang terbang dari Osaka, Jepang, ke Istanbul dan kemudian ada pesawat lain yang melanjutkan penerbangan ke Lebanon pada saat Ghosn dilaporkan telah tiba di negara itu.
CNN Business tidak dapat memverifikasi keadaan di balik kepergiannya, dan Ghosn tidak merinci pelariannya dalam pernyataan publiknya awal pekan ini. Dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Kamis, Ghosn membantah laporan bahwa keluarganya terlibat dalam membantunya melarikan diri.
"Semua spekulasi seperti itu tidak akurat dan salah. Saya sendiri yang mengatur kepergian saya. Keluarga saya tidak punya peran apa pun," katanya.
Kementerian Kehakiman Jepang, Kantor Kejaksaan Tokyo dan pengadilan distrik kota setempat belum menanggapi permintaan komentar dari CNN Business tentang pelarian Ghosn. Kantor-kantor pemerintah tutup minggu ini untuk liburan Tahun Baru.
Pakar hukum dan analis politik mengatakan bahwa Jepang mungkin berusaha mencari tahu apakah Ghosn melanggar hukum imigrasi ketika dia meninggalkan negara itu, dan bukan karena ada banyak peluang untuk memaksanya kembali.
Nobuo Gohara, mantan jaksa penuntut yang sekarang menjalankan kantor firma hukum di Jepang, mengatakan jaksa penuntut di Tokyo sekarang kemungkinan menelusuri kembali langkah-langkah Ghosn melarikan diri dari Jepang, mengumpulkan rekaman pengintaian dan mencari kolaborator potensial.
Gohara menambahkan bahwa persidangan Ghosn hampir dipastikan sekarang dibatalkan. Pertanyaan yang lebih besar, kata dia, adalah bagaimana pihak berwenang Jepang akan menanggapi serangan Ghosn terhadap mereka.
Ghosn sekarang dapat berbicara dengan bebas tentang penahanannya. Ghosn telah berulang kali membantah tuduhan pelanggaran keuangan terhadapnya. Dia mengklaim bahwa penangkapannya merupakan bagian dari rencana untuk mengeluarkannya dari kerajaan otomotif yang dia bangun.
Dalam pernyataannya minggu ini, dia mengatakan;"Saya tidak lagi disandera oleh sistem peradilan Jepang yang curang di mana rasa bersalah dituduhkan, diskriminasi merajalela, dan hak asasi manusia yang mendasar ditolak."
Keith Henry, pendiri dan perwakilan direktur Asia Strategy, sebuah perusahaan penelitian dan kebijakan yang berbasis di Tokyo, mengatakan bahwa Jepang tidak dapat memaksa Lebanon untuk mengirim Ghosn kembali. Alasannya, kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi.
"Ini adalah kesepakatan yang lebih besar untuk (Perdana Menteri Jepang Shinzo) Abe dan Jepang daripada untuk Ghosn," kata Henry. "Tidak peduli apa yang mereka lakukan sekarang, sangat sulit untuk mengatasi rasa malu karena melepaskan salah satu tersangka paling terkenal dari skandal perusahaan sejak booming ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II," ujarnya.
(poe)